GenPI.co - Militer Amerika Serikat meninggalkan banyak senjata cangggih di Kabul, mulai dari pesawat dan kendaraan lapis baja serta sistem pertahanan roket berteknologi tinggi.
Masalahnya, sistem persenjataan itu tidak dapat digunakan lantaran telah sengaja dibuat malfungsi melalui proses demiliterisasi.
Langkah yang dilakukan Senin (30/8), sebelum keberangkatan terakhir itu praktis membuat sistem persenjataan itu menjadi bangkai sehingga tak bisa dimanfaatkan oleh Taliban.
Kepala Komando Pusat AS Jenderal Kenneth McKenzie, mengatakan 73 pesawat yang berada di Bandara Internasional Hamid Karzai "demiliterisasi," atau dianggap tidak berguna.
“Pesawat-pesawat itu tidak akan pernah terbang lagi. Mereka tidak akan pernah bisa dioperasikan oleh siapa pun,” katanya.
Sistem persenjataan yang ditinggalkan itu 70 kendaraan taktis lapis baja MRAP, yang masing-masing dapat menelan biaya hingga 1 juta dolar AS. Ada juga 27 unit humvee.
Kendaraan "tidak akan pernah digunakan lagi oleh siapa pun," katanya.
AS juga meninggalkan sistem C-RAM — kontra roket, artileri, dan mortir — yang digunakan untuk melindungi bandara dari serangan roket.
Sistem ini membantu menangkis serangan lima roket dari ISIS-K pada hari Senin.
“Kami memilih untuk menjaga sistem itu tetap beroperasi hingga menit terakhir, sebelum pesawat AS terakhir pergi,” kata McKenzie.
Dia mengataan bahwa sistem tersebut adalah prosedur yang kompleks dan butuh waktu yang lama untuk memecahkannya.
“Jadi kami mendemiliterisasi sistem itu sehingga tidak akan pernah digunakan lagi,” pungkas McKenzie(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News