Susunan Pemerintahan Baru Taliban, Sosok Menhan Di-black List AS

08 September 2021 08:25

GenPI.co - Taliban mengumumkan anggota tertinggi pemerintah mereka pada hari Selasa, (7/9)  beberapa hari setelah berakhirnya penarikan pasukan Amerika Serikat yang kacau.

Kepala juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pada konferensi pers bahwa susunan baru itu akan menjadi pemerintahan sementara.

Veteran Taliban Mullah Mohammad Hassan Akhund akan menjabat sebagai pejabat perdana menteri baru.

BACA JUGA:  Lembah Panjshir Bertekuk Lutut, Perlawanan Terakhir pun Runtuh

Dia pernah menjabat sebagai menteri luar negeri di bawah rezim lama Taliban, dan masuk dalam daftar hitam PBB.

Mujahid juga mengatakan bahwa salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar akan menjadi wakil pemimpin.

BACA JUGA:  ISIS Cari Gara-gara di Afghanistan, Taliban bersumpah Akan...

Sebelumnya ia menjabat sebagai kepala kantor politik Taliban yang mengawasi penandatanganan perjanjian penarikan AS pada tahun 2020.

Mullah Yaqoob, putra pendiri Taliban dan mendiang pemimpin tertinggi Mullah Omar, diangkat menjadi menteri pertahanan.

BACA JUGA:  Bela Pejuang Panjshir, Iran Kutuk Taliban Habis-habisan

Sedangkan posisi menteri dalam negeri diberikan kepada Sirajuddin Haqqani, pemimpin jaringan Haqqani yang ditakuti yang juga merangkap sebagai wakil pemimpin Taliban.

“Kabinet belum lengkap, hanya akting saja. Kami akan mencoba membawa orang-orang dari bagian lain negara ini,” kata Mujahid.

Setelah pemberontakan mereka selama 20 tahun, Taliban sekarang menghadapi tugas besar untuk memerintah Afghanistan.

Negara itu di ambang kolaps dengan kesengsaraan ekonomi dan tantangan keamanan, termasuk dari cabang lokal kelompok Negara Islam.

Sementara protes dan aksi demonstrasi  muncul dalam beberapa hari terakhir di Kabul dan beberapa kota lain.

Ini menunjukkan bahwa beberapa warga Afghanistan skeptis terhadap kemampuan Taliban untuk menerjemahkan janji mereka tentang aturan yang lebih moderat menjadi kenyataan.

“Perempuan Afghanistan ingin negara mereka bebas. Mereka ingin negara mereka dibangun kembali. Kami lelah," kata pengunjuk rasa Sarah Fahim kepada AFP pada satu rapat umum pada hari Selasa, di mana lebih dari 70 orang, kebanyakan wanita, berkumpul.

Video yang diposting di media sosial dari demonstrasi terpisah menunjukkan lebih dari seratus orang berbaris di jalan-jalan di bawah pengawasan ketat anggota Taliban bersenjata.

Demonstrasi yang tersebar juga telah diadakan di kota-kota kecil dalam beberapa hari terakhir, termasuk di Herat dan Mazar-i-Sharif, di mana perempuan menuntut untuk menjadi bagian dari pemerintahan baru.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co