GenPI.co - Aliansi terbaru Amerika Serikat (AS) dengan Australia di kawasan Indo-Pasifik dikomentari Korut. Analisisnya bisa bikin jantungan seisi dunia.
Korut terang-tearngan menyebut bahaya di perjanjian kapal selam bertenaga nuklir antara AS dengan Australia.
Bahaya terbesarnya adalah terpicunya 'perlombaan senjata nuklir' di kawasan tersebut.
Ada China yang disebut takkan mau kalah. Dan saat ini, militer China disebut-sebut sudah berada di atas Amerika.
Aliansi pertahanan antara pemerintahan Presiden AS Joe Biden dengan Australia dan Inggris dipandang secara luas dimaksudkan untuk menangkal China.
Ada keseimbangan yang ingin diciptakan Amerika dan sekutunya.
Tapi China bukan lawan sembarangan. Negeri Panda saat ini menguasai teknologi, militer dan ekonomi dunia.
Saat terancam, China sangat mungkin mengerahkan kekuatan militernya untuk melawan musuhnya.
Seperti dilansir AFP, Senin (20/9/2021), AS mengumumkan pakta keamanan tiga negara dengan Australia dan Inggris.
Tiga negara itu disebut bagian dari kemitraan strategis di mana kapal-kapal selam bertenaga nuklir buatan AS akan dipasok ke Australia.
"Ini merupakan tindakan yang sangat tidak diinginkan dan berbahaya," sebut seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korut seperti dilansir kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA).
Keseimbangan di kawasan disebut akan rusak parah. Kawasan Asia-Pasifik diyakini akan bergolak.
Ini bahkan diprediksi bakal memicu rantai perlombaan senjata nuklir yang tak ada habisnya.
"Ini menunjukkan AS merupakan pelaku utama dalam menumbangkan sistem nuklir internasional," tambah pejabat Korut tadi.
Ditambahkan pejabat yang tidak disebut namanya itu, Korut akan mengambil tindakan balasan yang pantas.
Utamanya jika koalisi baru pimpinan AMerika itu berdampak pada keamanan negeri yang dimpimpin Kim Jong Un. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News