GenPI.co - Seorang perwakilan internasional pengungsi etnis Rohingya ditembak mati di sebuah kamp di Bangladesh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal Rabu, (29/9) malam.
Mohibullah, 50, ditembak para penyerang tak dikenal di kamp pengungsi Kutupalong di Ukhiya di distrik Cox's Bazar, kata Naimul Haque, seorang komandan Batalyon Polisi Bersenjata di Cox's Bazar.
Dia dilarikan ke rumah sakit di mana dia dinyatakan meninggal.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab dan tidak jelas siapa yang berada di balik serangan itu.
Human Rights Watch menyebut Mohibullah sebagai suara vital bagi komunitas Rohingya.
“Dia selalu membela hak-hak Rohingya untuk kembali dengan aman dan bermartabat dan memiliki suara dalam keputusan mengenai kehidupan dan masa depan mereka.
adalah seorang guru yang muncul sebagai pemimpin kinci pengungsi dan juru bicara yang mewakili kelompok etnis Muslim itu dalam pertemuan internasional.
Dia mengunjungi Gedung Putih pada tahun 2019 untuk pertemuan tentang kebebasan beragama dengan Presiden Donald Trump saat itu dan berbicara tentang penderitaan dan penganiayaan yang dihadapi oleh Rohingya di Myanmar.
Pada tahun yang sama, Mohibullah dikritik keras oleh media Bangladesh setelah dia memimpin demonstrasi besar-besaran 200.000 pengungsi.
Aksi itu menandai ulang tahun kedua penumpasan oleh militer Myanmar yang menyebabkan sekitar 700.000 Rohingya, termasuk Mohibullah, melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.
“Pembunuhannya adalah demonstrasi nyata dari risiko yang dihadapi oleh orang-orang di kamp-kamp yang berbicara untuk kebebasan dan menentang kekerasan,” kata Meenakshi Ganguly, direktur kelompok hak asasi Asia Selatan, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan, pembunuh Mohibullah telah merusak perjuangan pengungsi Rohingya untuk mendapatkan hak dan perlindungan yang lebih besar di kamp-kamp pengungsi.
Peristiwa itu juga menghancurkan upaya para pengungsi untuk kembali dengan selamat ke rumah mereka di Myanmar.
Pihak berwenang Bangladesh harus segera menyelidiki pembunuhan Mohibullah bersama dengan serangan lain terhadap aktivis Rohingya di kamp-kamp itu," katanya.
Secara keseluruhan, Bangladesh telah melindungi lebih dari 1,1 juta pengungsi Rohingya dari Myanmar setelah gelombang penganiayaan sebelumnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News