GenPI.co - Pelecehan seksual di Gereja Katolik Prancis bikin Paus Fransiskus sedih. Hatinya tersayat. Dia tak tahan saat mengetahui ada 216 ribu anak-anak yang jadi korban.
Laporan Komisi investigasi independen di Prancis meninggalkan banyak luka. Apalagi durasinya sangat lama. Skandal itu disebut terjadi dari tahun 1950-2020.
Komisi independen ini adalah inisiatif dari Bishops' Conference of France (CEF) dan Conference of Religious Men and Women of France (CORREF) pada 2018.
Mereka bertujuan mengungkap fakta tentang kasus-kasus pedofilia di Gereja Katolik antara 1950-2020.
Independent Commission on Sexual Abuse in the Church (CIASE) ini dipimpin Jean-March Sauve, mantan wakil presiden Council of State.
Dia kemudia menyerahkan laporan ini kepada Uskup Agung Éric de Moulins-Beaufort of Rennes (pemimpin CEF) dan Suster Veronique Margron (Presiden CORREF).
Perwakilan korban, François Devaux, mengaku merasa dikhianati atas budaya diam dan disfungsi sistemik yang dihadapi.
Devaux lantas meminta adanya reformasi radikal di dalam gereja, serta mengapreasiasi kinerja komisi independen ini.
Takhta Suci Vatikan juga ikut menerima laporan ini. Paus Fransiskus mengaku sedih. Dia ikut merasakan luka-luka para korban.
Dia juga mengapresiasi para korban pedofilia yang berani angkat suara.
Dilaporkan Vatican News, Rabu (6/10/2021), Direktur Pers Takhta Suci Vatikan, Matteo Bruni, juga berkata Paus Fransiskus ingin Gereja Prancis bertobat.
"Jadi setelah menyadari realita yang mengerikan ini, pihak gereja bisa mengambil jalan penebusan," tutur Bruni.
Paus Prancis juga mengirimkan doa kepada umat di negeri mode itu. Doa juga ikut dipanjatkan kepada pihak korban.
Semua didoakan agar diberikan rasa kenyamanan, konsolasi, dan mukjizat penyembuhan. "Dengan keadilan," sebut Bruni. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News