GenPI.co - Agen mata-mata Korea Selatan menguak kondisi pemimpin Korea Utara Kim Jong un.
Mereka yakini Kim Jong Un telah mengalami penurunan berat badan hingga 20 kilogram dan menepis spekulasi bahwa dia menggunakan tubuh ganda.
Pada 2019 lalu, berat badan Kim menjadi 140 kilogram dan berupaya menurunkannya setelah itu.
Bicara pada wartawan, perwakilan partai yang berkuasa Kim Byung-kee menyebut perkiraan itu didasarkan pada analisis wajah yang optimal, model pelacakan berat badan dan analisis video resolusi tinggi.
Lembaga tersebut mengatakan desas-desus bahwa pemimpin Korea Utara telah menggunakan tubuh ganda tidak berdasar.
“Kim tampaknya dalam keadaan sehat,” kata anggota parlemen itu.
Pemimpin berusia 37 tahun telah menjadi subyek spekulasi kesehatan selama bertahun-tahun mengingat kondisinya yang kelebihan berat badan dan perokok berat.
Penampilan publiknya dilacak secara dekat untuk wawasan tentang rezim otokratis dan rahasia di Pyongyang, terutama karena keluarganya memiliki sejarah penyakit jantung.
Kim muncul dengan kondisi yang jauh lebih ramping di penampilan publiknya selama beberapa bulan terakhir, termasuk parade militer pada bulan September dan pameran senjata berkemampuan nuklir terbaru negara pada bulan Oktober.
Dia telah mencari untuk menggalang dukungan karena Korea Utara menghadapi salah satu kekurangan pangan terburuk dalam beberapa tahun.
Kim Byung-kee menyebut, pemimpin Korea Utara mengatakan dia merasa seperti berjalan di atas es tipis, mengacu pada masalah kekurangan makanan, menurut Kim Byung-kee.
"Kim menginstruksikan pihak berwenang untuk mengamankan makanan sebanyak mungkin," kata anggota parlemen itu.
Fitch solution mengatakan, keputusan Kim Jong Un untuk menutup perbatasan karena Covid telah memperburuk keadaan, memotong sedikit perdagangan legalnya dan mengakibatkan menyebabkan salah satu kontraksi ekonomi terbesar dalam lebih dari dua dekade.
Perdagangan Korea Utara dengan mitra utamanya, China, turun menjadi sekitar $185 juta dari Januari hingga September tahun ini, sepertiga dari tahun sebelumnya.
Hal itu anggota parlemen Ha Tae-keung dari oposisi People Power Party mengatakan kepada wartawan setelah pengarahan oleh agen mata-mata Korea Utara.
Ha menambahkan bahwa Kim Jong Un "salah mengelola" ekonomi Korea Utara, dengan tingkat inflasi yang melonjak dan negara tersebut tidak dapat mencetak uang kertas karena kekurangan tinta dan kertas.
Badan Korea Selatan juga mengatakan Korea Utara mungkin telah memproses ulang batang bahan bakar bekas di fasilitas nuklir Yongbyon yang memproduksi plutonium dari Februari hingga Juli.
Penilaian inisejalan dengan analisis dari pengawas atom PBB yang dirilis pada akhir Agustus.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News