GenPI.co - Jika di dunia nyata Israel dan Iran masih sebatas saling melontarkan ancaman, lain hanya di jagat maya. Kedua negara itu telah terlibat perang siber sengit dengan saling menyerang dan meretas.
Pada Rabu (17/11), Iran merilis nama, foto, nomor telepon, dan alamat rumah seorang pakar keamanan siber Israel yang berspesialisasi dalam upaya peretasan Iran.
Informasi mengenai pelepasan informasi atu doxing itu diterbitkan oleh Fars News, sebuah outlet Iran yang dioperasikan oleh Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC).
Ini menjadi ancaman diam-diam baik bagi spesialis keamanan siber itu sendiri maupun bagi warga Israel lainnya yang melakukan pekerjaan serupa.
Selain nama, nomor telepon, dan alamat rumahnya, Fars juga mempublikasikan tanggal lahir pakar keamanan siber, alamat email, pegangan media sosial, dan foto gedung apartemennya.
Sebagian besar informasi tampaknya diperoleh dari akun media sosialnya dan sumber terbuka lainnya.
Pria Israel itu kemungkinan menjadi sasaran IRGC karena pekerjaannya di Pasukan Pertahanan Israel, di Unit 8200 yang berfokus pada Intelijen Militer.
Di dunia sipil, dia bekerja untuk perusahaan keamanan siber, Clear Sky, yang telah mengungkap sejumlah upaya peretasan oleh Iran.
Bulan lalu, Iran menuduh Israel berada di balik serangan siber di pompa bensin negara itu, membuat allat-alat itu tidak bisa beroperasi selama seminggu.
Beberapa hari kemudian, kelompok peretas yang terkait dengan Iran, Black Shadow, menargetkan perusahaan hosting Israel.
Kelompok itu menutup sementara sejumlah situs web dan mencuri data pengguna dari “Atraf,” situs kencan LGBT Israel.
Black Shadow juga mencuri banyak informasi dari perusahaan asuransi Israel Shirbit tahun lalu dan kemudian menjualnya di web gelap ketika perusahaan tersebut menolak untuk membayar uang tebusan.
Pada tahun 2010 virus Stuxnet - diyakini telah direkayasa oleh Israel dan AS - menginfeksi program nuklir Iran.
Virus itu menyebabkan serangkaian kerusakan pada sentrifugal yang digunakan untuk memperkaya uranium.
Iran memutuskan sebagian besar infrastrukturnya dari internet setelah virus Stuxnet.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News