Ngeri, Junta Myanmar akan Diserang Habis-habisan! ini Tanggalnya

18 Desember 2021 11:25

GenPI.co - Di sebuah kamp hutan rahasia di negara bagian Karen timur Myanmar, kelompok pemberontak mempersiapkan kejutan di mana Junta Myanmar akan Diserang Habis-habisan.

Tanggal untuk serangan besar sudah ditetapkan, yakni pada 1 Februari 2022, tepat setahun pengambilalihan paksa kekuasaan sipil Myanmar oleh militer.

Selain gerilyawan etnis bersenjata, kelompok ini juga terdiri dari warga sipil biasa yang memutuskan untuk meninggalkan kota dan bergabung dengan front perlawanan. 

BACA JUGA:  Rusia Lontarkan Ultimatum Keras, Tapi NATO Pasti Tolak

Di tenda-tenda darurat di perbukitan terpencil dekat perbatasan Thailand, para rekrutan baru ini belajar cara memuat senapan dan memasang detonator untuk bom rakitan.

Reuters telah mengambil rekaman langka dari pria dan wanita muda yang mengatakan mereka meninggalkan pekerjaan di kota untuk menjadi pejuang gerilya, menukar kaos bermerek dan gaun warna-warni dengan seragam tentara.

BACA JUGA:  Aturan Gila Kim Jong Un, Rakyat Tak boleh Tertawa 11 Hari

Beberapa rekrutan mengatakan mereka mengangkat senjata karena demonstrasi massa setelah kudeta gagal menghalangi penguasa baru mereka, yang melakukan tindakan keras terhadap protes.

Salah satu dari rekrutan itu adalah seorang pria 34 tahun yang sebelumnya bekerja sebagai pelatih kebugaran.

BACA JUGA:  Ternyata inilah Vaksin Sputnik V yang Bisa Melumpuhkan Omicron

"Mengangkat senjata adalah satu-satunya pilihan bagi kami," kata dia yang tidak ingin disebutkan namanya.

Tato di punggungnya adalah kata-kata "Kebebasan untuk Memimpin" dan wajah pemimpin sipil Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi, ditahan selama kudeta dan dihukum bulan ini karena hasutan dan melanggar pembatasan virus corona.

Para warga sipil itu dilatih Karen National Union (KNU), salah satu kelompok etnis bersenjata terbesar di Myanmar. 

Kelompok itu yang menyatakan solidaritas dengan para pengunjuk rasa dan mengizinkan ribuan orang mencari perlindungan di wilayah mereka.

Namun KNU tidak menjawab pertanyaan Reuters terkait hal ini.

Ratusan kelompok perlawanan serupa telah bermunculan di seluruh negeri,  koalisi longgar pemberontak bersenjata anti-kudeta yang menyebut diri mereka Pasukan Pertahanan Rakyat.

Salah satu penyelenggara pelatihan, mantan aktivis mahasiswa, mengatakan ada lebih dari 100 warga sipil muda dalam pelatihan kelompoknya untuk berperang, dengan anggota baru yang datang secara teratur. 

Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi hal ini.

Di malam hari calon pejuang duduk di sekitar api unggun bermain gitar dan biola - sisa-sisa kehidupan masa lalu.

Eks pelatih kebugaran mengaku  bahwa dirinya takut bertempur dengan militer berkekuatan 300.000 orang.

Namun dia menambahkan bahwa melawan adalah satu-satunya cara.

Saya ingin bangga dengan kematian saya melindungi orang-orang saya," tegasnya.(Reuters)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co