GenPI.co - Sekelompok mantan pejabat senior AS mendesak Presiden Joe Biden untuk mengatur latihan militer tingkat tinggi atau tindakan lain untuk menakut-nakuti pemerintah Iran
Desakan ini muncul di tengah pembicaraan diplomatik yang terhenti untuk memulihkan kesepakatan nuklir yang membatasi program nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi.
Dalam pernyataan bersama yang diprakarsai oleh Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat, mantan pejabat itu mendukung pendekatan diplomatik tetapi mencatat bahwa Iran terus meningkatkan pengayaan uranium.
Tindakan Iran itu sebagai akibat runtuhnya kesepakatan nuklir 2015 setelah Presiden Donald Trump hengkang pada 2018. .
“Tanpa meyakinkan Iran itu akan menderita konsekuensi berat jika tetap di jalan saat ini, ada sedikit alasan untuk harapan untuk keberhasilan diplomasi,” tulis mereka dalam laporan tertanggalKamis.
Mereka juga menekankan bahwa penting untuk memulihkan ketakutan Iran bahwa jalur nuklirnya saat ini akan memicu penggunaan kekuatan terhadapnya oleh Amerika Serikat.
“Tantangannya adalah bagaimana mengembalikan kredibilitas AS di mata para pemimpin Iran,” ucapnya.
Penandatangan surat itu adalah mantan menteri pertahanan Leon Panetta; pensiunan jenderal David Petraeus; mantan wakil menteri pertahanan Michele Flournoy; mantan perwakilan AS Howard Berman dan Jane Harman; dan Robert Satloff dan Dennis Ross dari Institut Washington.
“Kami percaya penting bagi pemerintahan Biden untuk mengambil langkah-langkah yang membuat Iran percaya bahwa bertahan dalam perilakunya saat ini dan menolak resolusi diplomatik yang masuk akal akan membahayakan seluruh infrastruktur nuklirnya,” tulis mereka.
Opsi yang mereka ajukan terkaiti ni adalah pementasan latihan militer oleh Komando Pusat AS bersama sekutu dan mitra yang mensimulasikan serangan terhadap target Iran.
“Yang juga penting adalah untuk menyediakan sekutu dan mitra lokal serta instalasi dan aset AS di kawasan itu dengan kemampuan pertahanan yang ditingkatkan untuk melawan tindakan pembalasan apa pun yang mungkin dipilih Iran, dengan demikian menandakan kesiapan kita untuk bertindak, jika perlu,” yang pertama. kata pejabat.
Mantan pejabat itu juga meminta pemerintahan Biden untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Iran seperti vaksin Covid-19, “terlepas dari kebuntuan diplomatik.”
Rilis pernyataan itu muncul ketika AS makin gencar berbicara tentang tekanan "Rencana B" jika pembicaraan yang sedang berlangsung untuk memulihkan kesepakatan nuklir gagal.
Pada hari Jumat (17/12), seorang pejabat administrasi Biden memperingatkan waktu pemecahan nuklir Iran sekarang "sangat singkat," karena negosiasi nuklir di Wina ditunda setelah Iran meminta jeda baru dalam pembicaraan di Wina.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News