Arab Saudi Ingar Bingar, 180 Ribu Orang Dientak Musik Elektronik

20 Desember 2021 15:25

GenPI.co - Festival musik elektronik yang diselenggarakan di salah satu bagian di gurun Arab Saudi begitu meriah. Digelar akhir pekan lalu, acara pesta ini dihadiri oleh lebih 180 ribu orang. 

Meski bergerak modern pasca Pangeran Mohammed bin Salman memegang pemerintahan secara de facto, namun negara itu tidak meninggalkan keislamannya.

Musik seketika berhenti ketika waktu adzan tiba, membuat para hadirin yang mengenakan skinny jeans robek dan sepatu boot tempur berdiri dalam keheningan.

BACA JUGA:  Ucapan Keras Paus Fransiskus, Sampai Keluar Kata Satanis

Lima belas menit kemudian, ketika tugas keagamaan selesai, ribuan pengunjung pesta kembali bergoyang. 

Laki-laki dan perempuan menari dengan sikap acuh tak acuh.  Padahal 5 tahun lalu, pesta-pesta seperti tidak pernah terlintas di benak masyarakat negara kerajaan konservatif  itu.

BACA JUGA:  Peringatan 3 eks Jenderal, Pemberontakan Besar usai Pemilu 2024

Festival yang berlangsung selama 4 hari itu heboh luar biasa. Disebut sebagai MDL Beast Soundstorm, festival itu didukung penuh oleh pemerintah Saudi.

Pengunjung bisa menikmati pertunjukan oleh DJ global seperti Tiesto dan Armin van Buuren. 

BACA JUGA:  Kekuatan Milenial Guncang Chili, Presiden Barunya Masih Belia

"Izinkan kami maju, izinkan kami untuk mewakili diri kami dengan cara yang kami rasa cocok," kata Pangeran Fahad Al Saud. 

Anggota keluarga kerajaan dan pengusaha itu hadir di acara  dengan jaket bermotif psikedelik dan eyeliner berkilau. 

"Kami sangat ingin menjadi bagian dari komunitas internasional, tetapi kami tidak dapat menahan diri setiap kali kami mencoba untuk membuat kemajuan karena tidak terlihat seperti yang ingin Anda lihat,” ucapnya 

Pangeran Mohammed bin Salman punya seabrek rencana untuk Arab Saudi masa depan.

Dia ingin mendiversifikasi ekonomi yang sebelumnya bergantung pada minyak dengan pengembangan sektor-sektor baru seperti hiburan dan pariwisata.

Setiap suara kritis sebagian besar diam. Di bawah Pangeran Mohammed, pembukaan sosial Arab Saudi telah datang dengan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat domestik. 

Tetapi bagi Ibrahim Fahad, seorang mahasiswa pariwisata dan perhotelan berusia 21 tahun, festival itu adalah mimpi yang telah lama ditunggu-tunggu.

"Saya bahkan tidak bisa menggambarkan perasaan saya. Sebelum musik dibuka di Arab Saudi, saya biasa bepergian untuk melihat artis seperti The Chainsmokers. Sekarang saya bisa tinggal di rumah, karena mereka ada di sini,” katanya. (Bloomberg)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co