GenPI.co - Sekitar 20 kasus subvarian mutasi Omicron telah ditemukan di Israel. Kabar itu dilaporkan oleh kantor berita KAN pada Kamis (13/1) malam.
Sub varian yang dikenal sebagai BA2 ini ditemukan selama pengurutan genetik sampel pasien Covid.
Strain baru itu dikatakan mengandung lebih banyak mutasi daripada Omicron asli dan mungkin lebih ganas.
Namun, bahaya yang ditimbulkan oleh subvarian baru masih belum pasti.
Juga, kantor pusat penjangkauan virus corona Kementerian Kesehatan Israel mengklarifikasi bahwa tidak ada bukti bahwa BA2 berperilaku berbeda dari Omicron.
BA2 pertama kali terlihat di China beberapa minggu lalu, dan diduga berasal dari India.
Menurut KAN, subvarian ini juga telah diamati di Denmark, Australia, Kanada dan Singapura..
Para ilmuwan yang dikutip dalam laporan Kan mengatakan mereka prihatin dengan perkembangan baru ini.
Selama 10 hari terakhir, Israel makin sempoyongan lantaran mencapai rekor baru infeksi covid-19, meningkat dari 12.000 sehari menjadi 48.000.
Para ahli percaya bahwa jumlah sebenarnya dari mereka yang terinfeksi kemungkinan akan jauh lebih tinggi.
Jumlah pasien serius, meski masih terbatas, juga mulai meningkat. Ada 283 pasien pada hari Kamis dibandingkan dengan 136 pada minggu sebelumnya.
Selain itu, 284 pasien baru diklasifikasikan sebagai serius selama tujuh hari sebelumnya, menandai peningkatan 189% dibandingkan minggu sebelumnya.
Namun, situasi umum pasien Omicron tampak jauh lebih baik daripada gelombang sebelumnya.
Jika sub varian baru ini memang lebih ganas dari Omicron, hal ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah dan meningkatkan jumlah pasien serius di rumah sakit.
Kemungkinan itu sedang dilacak oleh para peneliti dari berbagai negara.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News