Taliban Tega Banget, Wanita Diserang dengan semprotan Merica

17 Januari 2022 01:20

GenPI.co - Pasukan Taliban pada Minggu (16/1) menembakkan semprotan merica ke sekelompok pengunjuk rasa wanita di ibu kota Afghanistan.

Menurut 3 demonstran yang berbicara kepada AFP, mereka disemprot merica ketika sedang menuntut hak atas pekerjaan dan pendidikan.

Sejak merebut kendali negara itu dengan paksa pada Agustus, otoritas Taliban telah memberlakukan pembatasan pada warga Afghanistan, terutama pada wanita.

BACA JUGA:  Amerika Serikat Kuak Rencana Jahat Rusia, Ukraina Bisa Gawat

Menurut koresponden AFP, sekitar 20 wanita berkumpul di depan Universitas Kabul, meneriakkan "kesetaraan dan keadilan". 

Mereka juga membawa spanduk bertuliskan "Hak-hak perempuan, hak asasi manusia", seorang koresponden AFP melaporkan.

BACA JUGA:  Ngeri, Google dan Facebook Dituding Lakukan Kerja Sama Ilegal

Namun protes itu kemudian dibubarkan oleh para pejuang Taliban yang tiba di tempat kejadian dengan beberapa kendaraan.

"Ketika kami berada di dekat Universitas Kabul, tiga kendaraan Taliban datang, dan pejuang dari salah satu kendaraan menggunakan semprotan merica pada kami," kata seorang pengunjuk rasa. 

BACA JUGA:  Terekam dari Langit, Bencana Alam di Tonga Sungguh Dahsyat

Dia berbicara dengan syarat anonimkarena alasan keamanan.

"Mata kanan saya mulai terasa panas. Saya memberi tahu salah satu dari mereka 'memalukan, Anda', dan kemudian dia mengarahkan senjatanya ke saya,” bebernya.

Dua pengunjuk rasa lainnya mengatakan bahwa salah satu wanita harus dibawa ke rumah sakit setelah semprotan menyebabkan reaksi alergi pada mata dan wajahnya.

Seorang koresponden AFP melihat seorang Taliban menyita ponsel seorang pria yang merekam demonstrasi tersebut.

Kelompok Islam garis keras telah melarang protes tanpa sanksi dan sering melakukan intervensi untuk membubarkan demonstrasi menuntut hak-hak perempuan.

Pihak berwenang Taliban telah memblokir karyawan sektor publik wanita untuk kembali bekerja.

Banyak sekolah menengah masih belum dibuka kembali untuk anak perempuan, dan universitas negeri ditutup.

Perjalanan jarak jauh bagi perempuan yang tidak didampingi kerabat dekat laki-laki juga dilarang.

Selain itu, pihak berwenang telah mengeluarkan pedoman yang mencegah saluran televisi menyiarkan serial yang menampilkan aktor perempuan.

Sementara itu, banyak perempuan hidup dalam persembunyian, takut akan rezim yang terkenal melakukan pelanggaran hak asasi manusia selama masa kekuasaan pertama mereka antara 1996-2001, sebelum digulingkan oleh invasi pimpinan AS.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co