GenPI.co - Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan marah besar kepada para petinggi militer di negara itu terkait invasi di Ukraina.
Dilansir dari AFP, Kamis (31/3), intelijen Amerika Serikat mendapatkan informasi bahwa pemimpin Kremlin itu mengamuk setelah disesatkan oleh militernya sendiri.
“Dia merasa disesatkan oleh militer Rusia,” ucap Direktur Komunikasi Gedung Putih Kate Bedingfield mengutip intelijen laporan intelijen AS itu.
Seorang pejabat AS, berbicara dengan syarat anonim, menggambarkan ketegangan terus-menerus antara Putin dan staf militernya.
Orang nomor satu di Rusia itu sekarang dikatakan menyimpan "ketidakpercayaan" pada para jenderalnya.
Semantara itu pada pembicaraan Istanbul, pejabat Rusia berjanji untuk "secara radikal" mengurangi serangan mereka.
Langkah itu menyusul kemajuan dalam negosiasi pada netralitas dan status non-nuklir Ukraina yang disebut Moskow sebagai perhatian utama mereka.
Kedua belah pihak awalnya mengatakan pertemuan Istanbul telah membuat kemajuan, tetapi Kremlin pada hari Rabu mengecilkan harapan akan adanya terobosan.
"Kami tidak dapat menyatakan bahwa ada sesuatu yang terlalu menjanjikan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian juga pesimistis, dengan mengatakan "perang terus berlanjut."
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa sanksi Barat harus tetap berlaku sampai "setiap orang" dari pasukan Rusia pergi.
Johnson jugA berbicara tentang bantuan militer Inggris "meningkatkan kecepatan" dan Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Joe Biden membahas "kemampuan tambahan" dalam panggilan telepon selama hampir satu jam dengan Zelensky.
Bedingfield mengatakan itu bisa mencakup "kemampuan anti-kapal" untuk menghantam kapal-kapal Rusia di Laut Hitam.
Pada kunjungan ke China pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berusaha untuk meningkatkan dukungan dari sekutu paling penting Moskow.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News