GenPI.co - Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol meminta Korut untuk menyerahkan senjata nuklir sebagai imbalan atas bantuan ekonomi besar-besaran.
Dia mengatakan itu pada pengambilan sumpahnya pada hari Selasa (10/5) seraya menggambarkan rudal Pyongyang sebagai ancaman bagi keamanan regional dan global.
Yoon Suk-yeol, mulai menjabat pada saat ketegangan tinggi di semenanjung setelah Korea Utara melakukan rekor 15 tes senjata sejak Januari, termasuk dua peluncuran minggu lalu.
Yoon Suk-yeol adalah mantan jaksa yang memenangkan pemilihan umum dengan selisih tipis pada bulan Maret lalu.
Dia mengatakan dalam pidato pelantikannya bahwa dia akan mempertimbangkan untuk mengirimkan tingkat bantuan ekonomi yang transformatif ke Korea Utara.
Namun syaratnya, Pyongyang pertama-tama harus menyerahkan senjata nuklirnya.
"Jika Korea Utara benar-benar memulai proses untuk menyelesaikan denuklirisasi, kami siap bekerja dengan komunitas internasional untuk menyajikan rencana berani yang akan sangat memperkuat ekonomi Korea Utara dan meningkatkan kualitas hidup rakyatnya," katanya.
Pendahulu Presiden Yoon, Moon Jae-in, mengejar kebijakan keterlibatan dengan Pyongyang, menengahi pertemuan puncak antara Kim Jong-undan presiden AS saat itu Donald Trump.
Tetapi pembicaraan gagal pada 2019 dan diplomasi terhenti sejak itu.
"Sementara program senjata nuklir Korea Utara merupakan ancaman tidak hanya bagi keamanan kami dan Asia Timur Laut, pintu dialog akan tetap terbuka sehingga kami dapat menyelesaikan ancaman ini secara damai," tambah Presiden Yoon.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News