AS Kirim Pesan Penting ke Seluruh Dunia, Mohon Jangan Sepelekan!

25 Mei 2022 07:50

GenPI.co - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebutkan invasi Rusia ke Ukraina merupakan isu global yang meningkatkan pentingnya menjaga ketertiban internasional, integritas wilayah dan kedaulatan.

Pernyataan itu dilontarkan Biden pada pembukaan pertemuan para pemimpin negara Asia-Pasifik yang tergabung dalam Quad, Amerika Serikat, Australia, India dan Jepang di Tokyo.

Biden sehari sebelumnya juga sempat menawarkan dukungan militer AS bagi Taiwan, pulau yang diperintah secara mandiri tetapi diklaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya.

BACA JUGA:  Kim Jong Un Tebar Ancaman di Tengah Pertemuan Biden dan Yoon

"Ini lebih dari sekadar isu Eropa. Ini adalah isu global," kata Biden tentang krisis di Ukraina, dikutip dari Antara, Rabu (25/5/2022).

Biden menekankan Washington akan berdiri bersama sekutu-sekutu AS dan mendorong terciptanya kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

BACA JUGA:  Di Bawah Bayang-bayang Rudal Nuklir Korut, Biden Tiba di Jepang

"Hukum internasional, hak asasi manusia harus selalu dibela terlepas di mana pelanggaran terjadi di dunia," jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan kepada para pemimpin bisnis global di Davos bahwa dunia harus meningkatkan sanksi terhadap Rusia agar negara-negara lain tidak menggunakan kekuatan brutal untuk mencapai tujuan.

BACA JUGA:  Joe Biden Kirim Pesan Maut ke Kim Jong Un, Mohon Jangan Sepelekan

Zelenskyy pun mendesak sekutu-sekutu Ukraina untuk menekan Moskow agar mau bertukar tawanan.

"Pertukaran orang adalah masalah kemanusiaan saat ini dan keputusan sangat politis yang bergantung pada dukungan banyak negara. Kami tidak butuh tentara Rusia, kami hanya memerlukan (tentara) kami," katanya. "Kami siap bertukar (tawanan), bahkan besok," tegas dia.

Selain itu, Uni Eropa (EU) kemungkinan akan menyepakati embargo terhadap impor minyak Rusia dalam beberapa hari, setelah Moskow mengatakan hubungan ekonominya dengan China akan meningkat di tengah isolasi oleh Barat atas konflik di Ukraina.

Banyak dari 27 negara anggota EU yang sangat bergantung pada energi Rusia, yang menuai kritik dari Kiev bahwa blok tersebut tidak bergerak cukup cepat untuk menghentikan pasokan.

Hongaria menuntut investasi di bidang energi sebelum menyetujui embargo, berbeda dengan negara-negara EU lain yang mendorong agar embargo itu segera disetujui.

EU juga telah menawarkan bantuan 2 miliar euro (Rp 31,26 triliun) kepada negara-negara Eropa tengah dan timur yang kekurangan pasokan energi dari luar Rusia.

"Kami akan mencapai sebuah terobosan dalam beberapa hari," kata menteri ekonomi Jerman Robert Habeck kepada media penyiaran ZDF.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyampaikan Kremlin akan fokus kepada peningkatan hubungan dengan China saat hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat dan Eropa terputus.

"Jika mereka (Barat) ingin menawarkan sesuatu untuk melanjutkan hubungan, maka mereka harus mempertimbangkan secara serius apakah kami memerlukannya atau tidak," ungkap dia.

Lavrov menuturkan sekarang ketika Barat mengambil posisi diktator, maka hubungan ekonomi Rusia dengan China akan meningkat lebih pesat.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co