GenPI.co - Israel mengaku kepada Amerika Serikat bahwa mereka melakukan teror ke Iran dengan membunuh seorang kolonel Garda Revolusi pekan lalu.
Pernyataan Israel tersebut dilaporkan oleh The New York Times Rabu (25/5).
Kolonel Sayyad Khodai ditembak mati pada hari Minggu (22/5) oleh seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor.
Dia tewas diberondong peluru ketika duduk di dalam mobil di luar rumahnya di Teheran.
"Menurut seorang pejabat intelijen yang diberi pengarahan tentang komunikasi tersebut, Israel telah memberi tahu para pejabat Amerika bahwa mereka berada di balik pembunuhan itu," demikian laporan Times.
Sumber yang berbicara kepada Times dengan syarat anonim itu menyebut bahwa Israel mengatakan kepada para pejabat AS pembunuhan itu dimaksudkan sebagai peringatan kepada Iran.
Teheran diminta menghentikan operasi kelompok rahasia di dalam Pasukan Quds - lengan operasi asing Pengawal Revolusi, tentara ideologis Iran.
Presiden Iran Ebrahim Raisi langsung bersuara terkait insiden itu dengan bersumpah untuk membalas pembunuhan Khodai.
Sementara itu Pengawal Revolusi menyalahkan plot pmbunuhan itu pada "elemen arogansi global" - referensi ke Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Israel.
Penyiar negara Iran menggambarkan Khodai sebagai anggota Pasukan Quds.
Ribuan orang menghadiri pemakaman Khodai pada hari Selasa (24/5) di Teheran tengah.
Doa pemakaman dipimpin oleh imam utama ibu kota, dan peti mati Khodai diselimuti bendera Iran.
Dalam acara pemakaman, terlihat beberapa poster yang menyebut Khodai sebagai martir.
Pembunuhan Khodai terjadi dengan negosiasi antara Iran dan kekuatan dunia untuk memulihkan kesepakatan nuklir 2015 yang macet sejak Maret.
Salah satu poin utama yang mencuat adalah permintaan Teheran untuk menghapus Garda dari daftar terorisme AS.
Namun permintaan Iran tersebut ditolak oleh Washington.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News