Tembakan dan Ledakan Iringi Protes Antihijab Iran, Revolusi di Depan Mata

11 Oktober 2022 08:25

GenPI.co - Tembakan dan ledakan terdengar di kota Kurdi Iran Sanandaj pada Senin (10/10) di tengah  protes antihijab seusai kematian Mahsa Amini.

Pejabat pemerintah negara itu sedang berjuang untuk mengakhiri protes yang dipimpin oleh anak muda Iran, terutama perempuan, yang sebelumnya dianggap tidak tertarik dengan politik.

Melansir The Guardian, Senin, kelompok HAM Hengaw memposting rekaman yang digambarkan sebagai asap membubung di lingkungan Sanandaj.

BACA JUGA:  Pemimpin Tertinggi Iran Ngamuk, Tuduh AS dan Israel Siram Bensin ke Protes Antihijab

Bunyi seperti tembakan senapan cepat bergema di langit malam dan orang-orang berteriak.

Kekerasan di wilayah Kurdi yang merupakan akar Masha Amini pada Senin pagi telah berlangsung sejak 17 September setelah pemakamannya. 

BACA JUGA:  Rezim Iran Marah dan Tuding Inggris Campur Tangan pada Protes Antihijab

Amini meninggal dalam tahanan setelah ditahan oleh “polisi moral” Iran.

Hengaw mengeklaim, selama protes di daerah tetangga Kurdi di Salas-e Babajani, seorang pria berusia 22 tahun bernama Arin Muridi dibunuh, klaim Hengaw.

BACA JUGA:  Iran Ngeles, Sebut Masha Amini Meninggal Karena Sakit

Dia dikatakan terkena tembakan langsung dari pasukan pemerintah selama protes Salas-e Babajani pada Minggu malam.

Sementara itu di Teheran, pasar ditutup pada Minggu (9/10) dan gas air mata digunakan untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang bergerak cepat.

Di media sosial menunjukkan siswa dengan berani meneriakkan pekikan revolusi atas apa yang mereka sebut sebagai pemerintahan tirani.

“Ini bukan protes, ini revolusi, teriak mereka.

Siswa yang lain dengan lantang berteriak “korupsi kemiskinan dan ketidakadilan, rasa malu atas tirani ini” dan “jangan berpikir hanya hari ini, kita akan keluar setiap hari"

Pemerintah Inggris diperkirakan akan segera mengumumkan sanksi putaran pertama terhadap pejabat Iran yang dianggap menekan demonstrasi dengan kekerasan.

Kedutaan Iran di London pada hari Minggu dimasuki oleh setidaknya dua pengunjuk rasa dan bendera Iran diambil dari tiangnya. 

Kantor berita negara IRNA mengutip polisi di London yang mengatakan: “Sekitar pukul 18:30 pada hari Minggu 9 Oktober, sebuah kelompok mendekati kedutaan Iran. Dua pria pergi ke balkon di atas pintu depan, melepas bendera dan memasang bendera pengganti.” 

Lima penangkapan telah dilakukan, menurut laporan.

Dalam perkembangan yang tidak menyenangkan bagi rezim, lebih dari 1.000 pekerja di pabrik petrokimia Bushehr dan Damavand melakukan ancaman untuk mogok.

Mereka juga meneriakkan kalimat-kalimat revolusi yakni "matilah diktator".(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co