Iran: Mereka yang Menyerang Kami, Harus Siap Hadapi Kehancuran

22 September 2019 21:45

GenPI.co - Masih menghangatnya serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi, kelompok Houthi berulang kali mengklaim bertanggung jawab atas serangan ke dua kilang minyak Abqaiq dan ladang minyak Quraish pada 14 September yang memengaruhi pasar di seluruh dunia.

Namun, Arab Saudi dan Amerika Serikat ngotot menyalahkan Iran karena berdasarkan bukti-bukti yang ada.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir pada hari Sabtu mengatakan senjata yang digunakan adalah milik Iran dan bersumpah untuk membeberkan semua temuan mereka.

Berbicara kepada wartawan di Riyadh, Jubeir mengatakan pemerintahnya sedang berkonsultasi dengan sekutu dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan setelah penyelidikan selesai.

“Kerajaan menyerukan kepada masyarakat Internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan mengutuk mereka yang mendukung tindakan ini, dan untuk mengambil posisi tegas dan jelas terhadap perilaku sembrono yang mengancam ekonomi global," katanya Jubeir yang dikutip dari BBC.

Senada dengan tuduhan pemerintah Saudi, pemerintahan Donald Trump juga mendukung tuduhan tersebut. Pejabat senior yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media AS bahwa bukti menunjukkan serangan itu berasal dari selatan Iran.

Menindaklanjuti hasil temuan bukti tersebut para pejabat pada hari Jumat mengumumkan pengerahan pasukan AS secara moderat ke Arab Saudi, untuk membantu meningkatkan pertahanan misil dan udara.

Tetapi kepala Garda Revolusi Iran di Teheran, Mayjen Hossein Salami, memperingatkan pada hari Sabtu bahwa Iran akan siap menghadapi agresi dari Arab Saudi dan AS.

“Kesiapan negara untuk menanggapi agresi apapun adalah pasti,” ucap Salami.

“Hati-hati, agresi terbatas tidak akan tetap terbatas. Kami akan mengejar agresor apa pun. Kami akan melanjutkan serangan sampai hancur," katanya pada pembukaan pameran drone di Ibu Kota Teheran.

Berbicara pada acara yang sama, kepala cabang kedirgantaraan Garda Revolusi Iran, Brigjen Amirali Hajizadeh, mengatakan AS harus belajar dari kegagalan masa lalu dan bahwa setiap serangan terhadap Iran akan menerima kehancuran.

Korps Pengawal Revolusi negara itu (IRGC) adalah cabang elit militer Teheran dan telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS.

Iran, saingan regional Arab Saudi, adalah penentang AS, dan ketegangan antara keduanya meningkat tajam tahun ini. Otoritas AS mengatakan, Iran berada di belakang serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk pada Juni dan Juli, serta pada empat lainnya pada Mei. Tetapi menyikapi tuduhan tersebut Iran membantah terlibat atas serangan kapal tersebut.

Sementara, utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Yaman Martin Griffiths pada Sabtu (21/9) menyambut baik gencatan dan seruan untuk solusi politik dari kelompok gerilyawan Houthi di negara tersebut.

“Kami menekankan pentingnya memanfaatkan peluang ini dan bergerak maju dengan semua langkah yang diperlukan untuk mengurangi kekerasan, eskalasi militer dan retorika yang tidak membantu," sebuah pernyataan yang dikeluarkan Martin.

Lihat video seru ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co