GenPI.co - Korea Utara menembakkan sekitar 130 rudal artileri ke laut lepas pantai timur dan baratnya pada Senin (5/12).
Militer Korea Selatan, aktivitas militer tersebut dilakukan negara tetangga itu dalam latihan militer terbaru di dekat perbatasan.
Beberapa bahkan peluru mendarat di zona penyangga dekat perbatasan laut dua negara tersebut.
Menurut Seoul hal itu merupakan pelanggaran terhadap perjanjian antar-Korea 2018 yang dirancang untuk mengurangi ketegangan.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan mengatakan, pihak militernya mengirim beberapa komunikasi peringatan ke Korea Utara atas penembakan tersebut.
Korea Utara tidak segera melaporkan tembakan artileri tersebut, tetapi telah melakukan peningkatan jumlah kegiatan militer.
Beberapa di antaranya adalah peluncuran rudal dan latihan oleh pesawat tempur dan unit artileri.
Korea Selatan dan AS juga telah meningkatkan latihan militer tahun ini, dengan mengatakan bahwa latihan itu diperlukan untuk mencegah Korea Utara yang memiliki senjata nuklir.
Perjanjian Militer Komprehensif (CMA) 2018 adalah kesepakatan paling substantif yang dihasilkan dari pertemuan berbulan-bulan antara pemimpin Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan saat itu Moon Jae-in.
Namun, dengan pembicaraan yang lama terhenti, latihan baru-baru ini dan unjuk kekuatan di sepanjang perbatasan berbenteng antara Korea telah menimbulkan keraguan tentang masa depan tindakan tersebut.
Korea Selatan menuduh Korea Utara berulang kali melanggar perjanjian dengan latihan artileri tahun ini.
Tahun ini, Korea Utara kembali menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) jarak jauh untuk pertama kalinya sejak 2017.
Korea Selatan serta Amerika Serikat juga mengatakan telah membuat persiapan untuk melanjutkan uji coba nuklir.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News