Amerika Serikat, Inggris dan Prancis Lakukan Serangan Nuklir ke Rusia

25 Maret 2023 13:20

GenPI.co - Pihak Rusia sadar bahwa Amerika Serikat, Inggris dan juga Prancis bisa saja secara bersamaan melakukan serangan nuklir ke Moskow.

Hal tersebut diungkapkan secara langsung oleh Sergey Ryabkov selaku Wakil Menteri Luar Negeri Rusia.

Sergey Ryabkov melihat kemungkinan tersebut bisa saja terjadi terkait dengan nasib perjanjian New Strategic Arms Reduction Treaty (New START) atau Perjanjian Perlucutan Senjata Nuklir.

Berbicara dalam sebuah pertemuan di Klub Diskusi Valdai di Moskow, Ryabkov mengatakan ketiga negara NATO itu telah membentuk 'front bersatu' untuk menentang Rusia.

BACA JUGA:  Jika Perang Rusia dan Ukraina Berakhir, Penangkapan Putin Masih Berlaku

Ketiganya melakukan hal tersebut dengan tujuan untuk menimbulkan kekalahan strategis kepada Rusia.

Ryabkov sendiri juga sudah memperkirakan bila ketiga negara tersebut bisa saja melakukan serangan nuklir secara bersamaan ke Rusia.

BACA JUGA:  4 WNA Asal Rusia di Bali Dideportasi, Ada yang Kerja Jadi Instruktur

"Pada situasi saat ini, kami akan mempertimbangkan bahwa negara-negara ini kemungkinan bergabung menggunakan kemampuan nuklir mereka untuk menyerang Rusia," kata Ryabkov dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (25/3).

Ryabkoy mengatakan bahwa Rusia tidak akan mundur dari keputusannya untuk menangguhkan partisipasinya dalam New START.

BACA JUGA:  Vladimir Putin Ditangkap, Rusia Nyatakan Perang ke Jerman

Seperti diketahui, Vladimir Putin pada Februari 2023 telah menandatangani UU yang menangguhkan partisipasi Rusia, sebagai satu-satunya negara yang tidak ikut perjanjian pengendalian senjata.

Putin mengatakan alasan kenapa Moskow menunda perjanjian New START, karena keterlibatan Amerika Serikat yang dinilai telah terlalu dalam untuk ikut campur pada perang Ukraina.

Sekadar informasi, New START sendiri merupakan dokumen yang bertujuan mengendalikan dan mengurangi kekuatan nuklir strategis yang dimiliki oleh Amerika Serikat dan Rusia.

Dokumen tersebut sudah ada sejak 2010 lalu, dan sempat diperpanjang pada 2021 untuk lima tahun berikutnya. Namun, saat ini Rusia menangguhkan perjanjian tersebut karena alasan Amerika Serikat terlalu banyak ikut campur dalam perang Ukraina.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co