GenPI.co - Terdapat sebuah alasan mengapa junta militer Myanmar membakar 19 warga hidup-hidup pada Rabu (10/5) lalu.
Pembakaran warga Myanmar yang dilakukan oleh pihak junta militer menuai sorotan ASEAN, bahkan hingga dunia.
Menariknya, aksi pembakaran tersebut tepat pada saat konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN berlangsung di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Dilansir dari Radio Free Asia, Senin (15/5), junta militer Myanmar melakukan aksi keji tersebut sebagai wujud balas dendam.
Sebelumnya, dua kelompok pemberontak di Karen yang bernama Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) dan Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) membuat pihak junta militer Myanmar berang.
Diketahui, dua kelompok tersebut meledakkan tambang yang berada di kawasan Bago yang berimbang tewasnya 30 tentara junta Myanmar.
"Setelah itu, tentara junta ke Desa Nyaung pin Thar. Pertempuran juga pecah di sana," kata salah satu pemberontak yang tidak disebutkan namanya.
Sejumlah warga mengatakan pasukan junta menahan beberapa orang yang tinggal di Desa Nyaung Pin Thar di kawasan Bago.
Pasukan kemudian membakar 19 warga sekitar pukul 17:00 waktu setempat setelah perang selesai.
Diketahui dari 19 warga di desa tersebut, lima di antaranya merupakan satu keluarga termasuk seorang anak berusia enam tahun.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News