GenPI.co - Setelah menjadi CEO X (sebelumnya Twitter), Elon Musk menjadi paranoid.
Bahkan, Musk hanya mau melakukan pertemuan dengan maksimal dua karyawan.
"Ada banyak contoh kasus ketika Elon lepas kendali," ucap Ben Mezrich penulis Breaking Twitter dalam sebuah wawancara, dikutip dari Business Insider, Senin (20/11).
"Dia menjadi sangat paranoid sehingga dia melarang pertemuan lebih dari dua orang di Twitter karena dia takut akan pemberontakan," tambahnya.
Menurutnya, Elon Musk takut karyawannya bakal menyabotase situs tersebut dan ada rencana untuk menjatuhkannya.
Breaking Twitter berfokus pada pengambilalihan platform oleh Musk yang dia buat 'kacau' pada tahun lalu.
Mezrich menuturkan, dirimya mendapatkan akses ke karyawan Twitter dan orang kepercayaan Musk untuk mendapat informasi.
Pada Januari lalu, sebuah artikel yang diterbitkan seolah membenarkan ketakutan Elon Musk.
Sementara itu, The Verge melaporkan bahwa Twitter telah melarang pertemuan besar.
Pengelola platform pengembang Twitter, Amir Shevat mengungkapkan kepada media tersebut bahwa pesan dari Musk, yakni jika ada yang ketahuan melakukan pertemuan besar, bisa berisiko dipecat.
Meski terdengar ekstrem, kekhawatiran Musk tidak sepenuhnya salah.
Pasalnya, Ben Mezrich menyampaikan bahwa sekelompok karyawan berencana berhenti secara massal.
"Ada sekelompok orang-orang tingkat tinggi di Twitter yang hendak melakukan aksi pengunduran diri secara massal," terangnya.
"Jadi itu bukan 'sabotase situs', tapi ada percakapan di antara karyawan Twitter tentang menemukan cara agar semua orang keluar dari perusahaan," tutup Ben Mezrich. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News