GenPI.co - Presiden Joe Biden menunda pertimbangan terminal ekspor gas alam baru di Amerika Serikat, bahkan ketika pengiriman gas ke Eropa dan Asia melonjak sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Dilansir AP News, keputusan Biden pada tahun pemilu sejalan dengan para pemerhati lingkungan yang khawatir peningkatan besar ekspor, dalam bentuk gas alam cair, atau LNG, akan berpotensi menimbulkan bencana emisi yang menyebabkan pemanasan global.
“Sementara anggota Partai Republik MAGA dengan sengaja menyangkal betapa mendesaknya krisis iklim, mengutuk rakyat Amerika menuju masa depan yang berbahaya, pemerintahan saya tidak akan berpuas diri,” kata Biden dalam sebuah pernyataan pada Jumat.
“Kami tidak akan menyerah pada kepentingan khusus. Kami akan memperhatikan seruan generasi muda dan komunitas garis depan yang menggunakan suara mereka untuk menuntut tindakan dari mereka yang mempunyai kekuatan untuk bertindak.”
Analisis ekonomie dan lingkungan hidup yang digunakan Departemen Energi untuk mengevaluasi proyek LNG tidak cukup memperhitungkan potensi kenaikan biaya bagi konsumen dan produsen Amerika atau dampak emisi gas rumah kaca, kata Gedung Putih.
Kelompok industri mengecam jeda tersebut sebagai “kemenangan bagi Rusia,” sementara para aktivis lingkungan menyambut baik tindakan yang telah lama mereka upayakan sebagai cara untuk melawan persetujuan Biden terhadap proyek minyak besar Willow di Alaska tahun lalu.
“Keputusan ini berani, karena Donald Trump (orang yang menarik kita keluar dari perjanjian iklim Paris dengan alasan bahwa perubahan iklim adalah tipuan) akan menyerangnya tanpa ampun,'' tulis aktivis lingkungan Bill McKibben dalam sebuah postingan online.
“Tetapi mereka juga sangat cerdas: Biden ingin generasi muda, yang sangat peduli terhadap iklim, berada di sisinya. Mereka marah atas persetujuan bodohnya terhadap proyek minyak Willow,'' tambah McKibben.
Terminal ekspor LNG yang diusulkan di Louisiana akan menghasilkan sekitar 20 kali lipat emisi gas rumah kaca Willow, kata McKibben. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News