Gedung Konser Moskow Diserang, Vladimir Putin Sebut Pelaku Bersenjata Lari ke Ukraina

24 Maret 2024 15:30

GenPI.co - Gedung musik di pinggiran kota Moskow, tempat orang-orang bersenjata menembaki penonton konser, menjadi reruntuhan yang menghitam dan membara pada hari Sabtu.

Dilansir AP News, jumlah korban tewas dalam serangan itu melampaui 130 orang dan pihak berwenang Rusia menangkap empat tersangka. 

Presiden Vladimir Putin mengeklaim mereka ditangkap saat melarikan diri ke Ukraina.

BACA JUGA:  Diterjang Angin Puting Beliung, 157 Rumah di Ciamis Rusak

Kyiv dengan tegas membantah terlibat dalam serangan hari Jumat di tempat pertunjukan musik Balai Kota Crocus di Krasnogorsk, dan afiliasi kelompok ISIS di Afghanistan mengaku bertanggung jawab.

Putin tidak menyebut ISIS dalam pidatonya, dan Kyiv menuduhnya dan politisi Rusia lainnya secara keliru menghubungkan Ukraina dengan serangan tersebut untuk mengobarkan semangat perang Rusia di Ukraina, yang baru-baru ini memasuki tahun ketiga.

BACA JUGA:  Vladimir Putin Tegaskan Rusia Siap Pakai Senjata Nuklir Jika Kedaulatannya Terancam

Pejabat intelijen AS mengkonfirmasi klaim afiliasi ISIS tersebut.

“ISIS bertanggung jawab penuh atas serangan ini. Tidak ada keterlibatan Ukraina sama sekali,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA:  Kembali Pimpin Rusia, Vladimir Putin Sebut Dukungan Publik terhadap Kebijakannya

AS berbagi informasi dengan Rusia pada awal Maret tentang rencana serangan teroris di Moskow dan mengeluarkan peringatan publik kepada warga Amerika di Rusia, kata Watson.

Putin mengatakan pihak berwenang menahan total 11 orang dalam serangan itu, yang juga melukai lebih dari 100 orang.

Dia menyebutnya sebagai “aksi teroris berdarah dan biadab” dan mengatakan pihak berwenang Rusia menangkap empat tersangka saat mereka mencoba melarikan diri ke Ukraina melalui “window” yang disiapkan untuk mereka di sisi perbatasan Ukraina.

Media Rusia menyiarkan video yang tampaknya menunjukkan penahanan dan interogasi para tersangka, termasuk seorang tersangka yang mengatakan kepada kamera bahwa dia didekati oleh asisten seorang pengkhotbah Islam yang tidak dikenal melalui aplikasi pesan dan dibayar untuk ikut serta dalam penggerebekan tersebut.

Laporan berita Rusia mengidentifikasi orang-orang bersenjata itu sebagai warga negara Tajikistan, bekas republik Soviet di Asia Tengah yang mayoritas penduduknya muslim dan berbatasan dengan Afghanistan. 

Hingga 1,5 juta warga Tajik telah bekerja di Rusia dan banyak yang memiliki kewarganegaraan Rusia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co