Polisi Italia Sebut Rumah Mode Giorgio Armani Eksploitasi Pekerja dari China

09 April 2024 18:40

GenPI.co - Pekerja asal China yang dieksploitasi dan dipekerjakan di Italia oleh subkontraktor tidak resmi membuat tas dan aksesori untuk rumah mode Giorgio Armani dalam serangkaian pelanggaran rantai pasokan yang tidak dipantau dengan baik oleh perusahaan produksi internal.

Dilansir AP News, rumah mode tersebut membantah melakukan kesalahan yang dilakukan GA Operations, yang memproduksi pakaian, aksesoris, dan dekorasi rumah untuk merek Giorgio Armani Group.

“Perusahaan selalu menerapkan langkah-langkah pengendalian dan pencegahan untuk meminimalkan pelanggaran dalam rantai pasokan,'' kata pernyataan Armani.

BACA JUGA:  Polisi Kawal Pemudik Melintasi Jalan Lintas Sumatra untuk Kurangi Tindak Kriminal

“Operasi GA akan bekerja sama secara transparan dengan badan-badan yang kompeten untuk memperjelas posisinya mengenai masalah ini.”

Menurut polisi Italia, Operasi GA menyewa subkontraktor, yang pada gilirannya mempekerjakan subkontraktor China tidak resmi yang mempekerjakan pekerja di bawah meja, beberapa di antaranya berada di Italia secara ilegal.

BACA JUGA:  Pabrik Ekstasi di Sunter Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama Digerebek Polisi

Mereka diduga mengabaikan peraturan kesehatan dan keselamatan serta peraturan yang mengatur jam kerja, waktu istirahat dan hari libur.

Polisi mengatakan hal itu adalah bagian dari sistem caporalato, yaitu perantaraan dan eksploitasi ilegal terhadap pekerja yang paling sering dikaitkan dengan sektor pertanian.

BACA JUGA:  Diduga Korupsi, Federasi Sepak Bola Spanyol Diperiksa Polisi

Empat pemilik pabrik di China menghadapi penyelidikan kriminal terpisah atas peran mereka.

Sementara itu, Operasi GA tidak sedang diselidiki, tetapi telah ditempatkan di bawah administrasi peradilan hingga satu tahun sebagai bagian dari prosedur untuk memastikan operasi yang sah, kata Letkol Carabinieri Loris Baldassarre.

Diagram yang dirilis oleh polisi menunjukkan bahwa subkontraktor Tiongkok tersebut dibayar 93 euro (USD 100) untuk sebuah tas tangan yang dijual oleh rumah mode tersebut dengan harga sekitar 1.800 euro (sekitar USD 1950).

Subkontraktor resmi, yang bertindak sebagai perantara tetapi tidak memiliki kemampuan produksi nyata, dibayar 250 euro untuk tas yang sama, dan mengantongi 157 euro untuk setiap tas, kata polisi.

“Sistem ini memungkinkan untuk memaksimalkan keuntungan (di mana) pabrik China benar-benar memproduksi produk, menurunkan biaya tenaga kerja dengan menggunakan pekerja yang tidak tercatat dan ilegal,'' kata polisi dalam sebuah pernyataan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co