GenPI.co - Serangan udara Israel di Kota Rafah di Gaza selatan telah menewaskan sedikitnya 22 orang, termasuk enam wanita dan lima anak-anak, kata pejabat kesehatan Palestina.
Dilansir AP News, salah satu anak yang tewas dalam serangan semalam hingga Senin baru berusia 5 hari.
Israel secara teratur melakukan serangan udara di Rafah sejak awal perang dan mengancam akan mengirim pasukan darat, dengan mengatakan Rafah adalah benteng besar terakhir Hamas di wilayah pesisir tersebut.
Lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan di kota di perbatasan Mesir.
Amerika Serikat dan negara-negara lain telah mendesak Israel untuk tidak melakukan invasi, karena takut akan terjadinya bencana kemanusiaan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken diperkirakan akan mengunjungi Israel dalam perjalanan terakhirnya ke wilayah tersebut, yang dimulai di Arab Saudi pada hari Senin.
Dia mengatakan Israel perlu berbuat lebih banyak untuk memungkinkan bantuan masuk ke Gaza, namun cara terbaik untuk meringankan krisis kemanusiaan adalah dengan kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata.
Perang Israel-Hamas dipicu oleh serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober di Israel selatan, yang mana militan membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 sandera.
Israel mengatakan para militan masih menyandera sekitar 100 orang dan lebih dari 30 orang lainnya.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan setempat, sekitar dua pertiga dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.
Perang tersebut telah menyebabkan sekitar 80% penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa meninggalkan rumah mereka, menyebabkan kehancuran besar di beberapa kota besar dan kecil, dan mendorong Gaza bagian utara ke ambang kelaparan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News