GenPI.co - China harus berbuat lebih banyak untuk memerangi pusat panggilan judi online ilegal dan penipuan yang dijalankan oleh sindikat kriminal China di negara-negara Asia Tenggara yang sering menggunakan kerja paksa, kata seorang senator Filipina yang memimpin penyelidikan.
Dilansir AP News, kantor hak asasi manusia PBB mengatakan bahwa geng-geng tersebut telah memaksa ratusan ribu orang untuk berpartisipasi dalam operasi penipuan daring, termasuk taktik romantis yang keliru, tawaran investasi palsu, dan skema perjudian ilegal.
Senator Risa Hontiveros juga menyerukan kerja sama internasional yang lebih kuat untuk mengakhiri kejahatan dunia maya.
Ia mengatakan bahwa geng-geng tersebut merusak supremasi hukum dan dapat menyediakan platform untuk kegiatan mata-mata, meskipun ia mengakui tidak ada bukti jelas yang menghubungkan pusat perjudian tersebut dengan operasi pengawasan China.
Sejumlah kompleks perjudian China yang telah ditutup oleh otoritas Filipina berlokasi di dekat pangkalan angkatan udara Filipina di utara Manila, tempat pasukan Amerika telah diberi wewenang untuk membangun kehadiran dan di dekat kompleks perumahan yang dihuni oleh diplomat dan pejabat militer Amerika, menurut Hontiveros.
China telah menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya penempatan militer AS di Asia, termasuk di Filipina, sekutu perjanjian lama Washington.
Kelompok perjudian daring yang dikelola China diperkirakan berjumlah lebih dari 400 di seluruh Filipina, dan mereka mempekerjakan puluhan ribu warga negara China dan Asia Tenggara, banyak dari mereka diperdagangkan secara ilegal ke negara tersebut, kata pejabat Filipina.
Presiden Ferdinand Marcos Jr. memerintahkan pelarangan operasi perjudian daring pada bulan Juli, dengan mengatakan bahwa mereka telah mengejek hukum Filipina dan melakukan kejahatan termasuk penipuan keuangan, perdagangan manusia, penyiksaan, penculikan, dan pembunuhan.
China telah melarang perjudian, tetapi sebagian besar klien sindikat daring yang beroperasi di Filipina adalah warga negara China daratan, yang menentang larangan pemerintah mereka, kata Hontiveros. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News