GenPI.co - Seorang pejabat Uni Eropa menyatakan penyesalannya atas kegagalan upaya gencatan senjata di Timur Tengah sejauh ini.
Dilansir AP News, ia mengatakan bahwa pertempuran antara Israel dan Hizbullah telah mempersulit upaya reformasi yang luas di Lebanon dan menciptakan kondisi yang memungkinkan bantuan keuangan internasional masuk.
Komisaris Uni Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarčič mengatakan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara Selasa malam di Manila bahwa reformasi yang terhenti di Lebanon mencakup pemilihan presiden baru, pembentukan pemerintahan yang berfungsi, dan penandatanganan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional.
“Sulit untuk melihat hal itu terjadi dalam situasi seperti ini ketika Lebanon berada di bawah tekanan seperti itu,” kata Lenarčič, yang terbang ke Manila untuk menghadiri konferensi Asia Pasifik tentang mitigasi bencana.
"Itulah salah satu alasan mengapa kami menyerukan gencatan senjata, agar Lebanon dapat mengatur dirinya sendiri sehingga dapat memanfaatkan semua pendanaan yang tersedia. Saya menyesal bahwa kami tidak didengarkan."
Uni Eropa juga sangat prihatin atas terbunuhnya warga sipil dalam pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hizbullah.
“Kerusakan tambahan ini tidak dapat diterima,” kata Lenarčič.
Di samping itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menekankan “kebutuhan mutlak untuk melakukan gencatan senjata tanpa penundaan lebih lanjut di Lebanon”.
Ia meminta Israel untuk menghentikan operasi di sana dalam panggilan telepon hari Selasa dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Macron mendesak Israel "untuk mengakhiri penargetan yang tidak dapat dibenarkan ini," menurut pernyataan dari kantornya.
Ia juga mengatakan Prancis akan terus bekerja sama dengan penyumbang pasukan dan bersama Sekretaris Jenderal PBB untuk memastikan implementasi penuh misi pasukan penjaga perdamaian yang dikenal sebagai UNIFIL.
Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah panggilan telepon tersebut bahwa ia menentang gencatan senjata sepihak.
Ia mengatakan tidak akan menyetujui pengaturan apa pun yang tidak memberikan keamanan bagi penduduk Israel utara dan "tidak menghentikan Hizbullah untuk mempersenjatai kembali dan menyusun kembali pasukannya." (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News