Kasus Pembunuhan Soleimani, Iran Buru Trump Pasca Lengser

01 Januari 2021 19:56

GenPI.co - Seorang Jaksa Teheran, Ali Alqasi-Mehr, mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump adalah penjahat utama dalam kasus pembunuhan komandan anti-teror Iran, Jenderal Qasem Soleimani.

Dilansir The Sun, Jumat (1/1/2021), jaksa Teheran itu juga menegaskan kembali bahwa  Trump adalah individu kunci di bagian atas daftar yang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Ali bersumpah pengejarannya akan terus berlanjut bahkan setelah masa jabatan Trump sebagai Presiden AS berakhir.

BACA JUGA: Trump Pancing Amarah, China Disebut Bayar Teroris Serang Amerika

Selain itu, Alqasi-Mehr mengklaim perusahaan layanan keamanan multinasional yang berbasis di Inggris, G4S, bekerja sama dengan pasukan AS dalam serangan pesawat nirawak pada 3 Januari 2020 di Irak.

"Salah satu masalah penting dan signifikan dalam kasus ini adalah peran perusahaan Inggris G4S dalam pembunuhan komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC)," ujarnya.

Alqasi-Mehr memaparkan G4S bertanggung jawab atas pengamanan penerbangan di bandara Baghdad. "Agen perusahaan itu memberikan informasi kepada para teroris tentang Jenderal Soleimani dan rekan-rekannya setibanya mereka," katanya.

Menanggapi laporan tuduhan bahwa yang telah mengirim staf ke berbagai lokasi di Timur Tengah dan terlibat dalam pembunuhan tersebut, G4S menolaknya. Juru bicara perusahaan menepis tuduhan itu sebagai sama sekali tidak berdasar.

"Menanggapi spekulasi baru-baru ini, yang sama sekali tidak berdasar, G4S ingin menjelaskan mereka sama sekali tidak terlibat dalam serangan terhadap Qasem Soleimani dan Abu-Mahdi al-Muhandis yang terjadi pada 3 Januari 2020,” kata juru bicara tersebut.

Alqasi-Mehr mengatakan enam negara yakni Irak, Suriah, Lebanon, Qatar, Yordania, dan Kuwait telah dipilih untuk mewakili Iran melalui jalur hukum internasional untuk mengejar kasus tersebut.

Keberadaan para tersangka teroris AS akan dilacak oleh komite yang ditunjuk khusus dengan tujuan untuk menangkap dan mengekstradisi mereka.

Kematian Soleimani menyebabkan meningkatnya ketegangan antara Washington dan Teheran, yang telah memburuk setelah Trump menarik AS dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 2018.

BACA JUGA: Dugaan Sabotase Vaksin Corona, Apoteker di AS Dipecat & Ditahan

Pejabat Iran telah berulang kali mengancam serangan lebih lanjut. Penasihat Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei bulan lalu menyebut serangan rudal sebagai tamparan awal balas dendam.

Sementara, Ketua Mahkamah Agung Iran, Ebrahim Raeisi menyatakan ada cukup dokumen untuk mengejar kasus tersebut dan menuntut hukuman bagi para pelaku. Kematian Jenderal Soleimani juga telah menyatukan wilayah Timur Tengah dalam menentang arogansi AS.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co