GenPI.co - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengeluarkan peringatan keras. Analisanya, covid-19 2021 lebih ganas ketimbang 2020.
Kehadiran vaksin logikanya memang membawa angin segar. Tapi, itu dinilai tidak cukup. Kecepatan suntikan vaksin dinilai bakal kalah cepat dari penyebaran.
Kenapa bisa begitu? Coba baca fakta yang ada. Tahun pertama tanpa vaksin, belum ada mutasi virus yang lebih ganas.
BACA JUGA: Shio Berkah, Uang Nggak Bakalan Jadi Masalah
Sekarang, mutasi sudah terjadi dan menyebar ke sejumlah Negara. Inggris, Afsel, Korea, Jepang, bahkan China dilaporkan sudah terpapar mutasi virus baru.
Efeknya, virus corona jadi makin mudah menyebar. Varian barunya jadi lebih mudah menular.
Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, memperingatkan jika setelah liburan situasi di beberapa negara akan menjadi jauh lebih buruk sebelum menjadi lebih baik.
BACA JUGA: Ramahnya Ampun-ampunan, Pantas Rezekinya Bisa Bikin Jantungan
Di tengah kekhawatiran yang berkembang dari varian virus corona yang lebih menular, pemerintah di seluruh Eropa mengumumkan pembatasan virus corona yang lebih ketat dan lebih lama.
"Saya khawatir dunia akan tetap berada dalam pola puncak dan palung tanpa henti,” kata Van Kerkhove.
Menurut data Worldometers per Kamis (14/1/2021), sudah ada lebih dari 92,6 juta masyarakat dunia terjangkit virus corona.
Jumlah kematian di seluruh dunia mendekati 2 juta orang sejak pandemi dimulai, dan lebih dari 66,2 juta orang berhasil sembuh.
Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, juga seirama. Ada kekhawatiran yang membuatnya terus merasa gelisah.
“Tahun kedua bisa lebih sulit mengingat dinamika transmisi dan beberapa masalah yang kami lihat,” kata Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, pada Rabu (13/1/2021), dikutip dari Reuters.
BACA JUGA: Shio Berkah, Uang Nggak Bakalan Jadi Masalah
Dalam pembaruan epidemiologi terbaru, WHO mencatat sekitar lima juta kasus baru dilaporkan minggu lalu. Pemicu utamanya diprediksi dari musim liburan di berbagai penjuru dunia.
“Ada interaksi sosial yang meningkat. Ini mendorong peningkatan penularan di banyak negara,” ujar Ryan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News