Ngeri, 500 Ribu Orang Tewas Akibat Bencana Cuaca Ekstrem di Dunia

25 Januari 2021 23:38

GenPI.co - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa hampir setengah juta orang telah tewas dalam bencana alam yang terkait dengan peristiwa cuaca ekstrem dalam 20 tahun terakhir.

Beban kematian akibat bencana terkait iklim seperti badai, banjir, dan gelombang panas sangat ditanggung oleh negara-negara berkembang.

BACA JUGA: Dampak Pandemi, Biden Dorong Pemerintah Beli Barang Buatan AS

Pada acara KTT Adaptasi Iklim pada hari Senin (25/1/2021), lembaga Germanwatch menghitung bencana-bencana ini telah merugikan ekonomi global sebesar 2,56 triliun dolar abad ini.

Analisis terhadap lebih dari 11.000 peristiwa cuaca ekstrem menunjukkan hampir 480.000 kematian sejak tahun 2000, dengan tercatat Puerto Rico, Myanmar, dan Haiti negara-negara yang paling parah terkena dampak.

Di bawah kesepakatan iklim Paris 2015, negara-negara kaya diharapkan untuk menyediakan 100 miliar dolar setiap tahun,  guna membantu negara-negara miskin mengurangi kenaikan suhu dan beradaptasi dengan perubahan iklim.

Tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya dari pendanaan yang tersedia bagi negara-negara berkembang untuk aksi iklim jauh lebih rendah.

Indeks Iklim Global Germanwatch meneliti dampak dari peristiwa cuaca ekstrem selama dua dekade, terutama musim badai 2019, yang menghasilkan angin topan dan siklon yang meluluhlantahkan sebagian Karibia, Afrika Timur, dan Asia Selatan.

“Ini menunjukkan bahwa negara-negara miskin dan rentan menghadapi tantangan yang sangat besar dalam menangani konsekuensi peristiwa cuaca ekstrem,” kata penulis, David Eckstein dalam pernyataannya, sepertprti dilansir dari Aljazeera.

Dia mencatat bahwa negara-negara miskin belum menerima 100 miliar dolar setahun penuh dalam pendanaan iklim yang dijanjikan oleh negara-negara kaya.

Padahal, negara-negara kaya setuju untuk meningkatkan jumlah itu setiap tahun, mulai tahun 2020, untuk membantu negara-negara miskin mengadopsi sistem energi yang lebih bersih dan beradaptasi dengan dampak pemanasan bumi.

Selain itu, indeks risiko iklim yang diproduksi oleh Germanwatch menunjukkan bahwa Mozambik dan Zimbabwe adalah dua negara yang paling terpukul oleh cuaca ekstrem pada tahun 2019.

Keduanya dilanda Idai, topan paling mematikan dan termahal yang tercatat di Samudra Hindia barat daya.

Akhir pekan lalu, Mozambik tengah dihantam lagi oleh badai tropis lainnya, Eloise, yang menghancurkan ribuan bangunan, merusak tanaman dan membuat hampir 7.000 orang mengungsi.

BACA JUGA: Bentrokan Memanas, 2 Komandan Taliban Tewas Tertembak di Pakistan

Badai dan dampaknya, angin kencang, curah hujan tinggi, banjir dan tanah longsor adalah penyebab utama kerusakan cuaca ekstrem pada 2019.

Negara kepulauan Karibia, Bahama, adalah yang terparah ketiga karena kehancuran akibat Badai Dorian.

Sementara, menurut Organisasi Meteorologi Dunia bahwa pada tahun 2020, salah satu dari tiga tahun terpanas yang tercatat, suhu rata-rata global sekitar 1,2 derajat Celcius di atas waktu pra-industri.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co