Turki Kenalkan Rudal S-400 Pemecah Bumi, AS Dibuat Gemetaran

10 Februari 2021 17:07

GenPI.co - Pemerintah Turki baru saja memperkenalkan senjata rudal S-400 dari pabrikan Rusia, sekaligus bersiap mengerahkan penuh sistem pertahanan udaranya.

Namun, Amerika Serikat ingin Turki menonaktifkan rudal S-400, yang awalnya dibuat untuk menargetkan perangkat keras NATO dan diakuisisi oleh Ankara pada Juli 2019 lalu.

BACA JUGA: Militer Myanmar Mulai Brutal, Kepala Pendemo Ditembak

Pembelian rudal S-400 tersebut juga telah memberikan tekanan ekstra pada hubungan AS-Turki, yang juga diperumit oleh konflik di Suriah.

Atas permintaan itu, Turki mencoba bersedia menahan diri dari pengerahan penuh sistem pertahanan mereka.

Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar mengatakan bahwa dia terbuka untuk kompromi serupa dengan yang dicapai Yunani setelah pembelian sistem pertahanan S-300 Rusia yang lebih tua.

Yunani juga sempat membeli rudal dan menempatkannya di pulau Kreta Yunani pada akhir 1990-an untuk meredakan krisis antara Turki dan Siprus, di mana pemerintah Siprus Yunani yang diakui secara internasional pada awalnya memesan rudal dan akhirnya menyerahkannya kepada pemerintah di Athena.

"Kami sudah mengatakan ini sebelumnya, apa pun model yang digunakan untuk S-300 di Kreta, kami terbuka untuk negosiasi. Dan, kami ingatkan bahwa sistem ini digunakan sesuai dengan status ancaman. Kami akan membuat keputusan berdasarkan itu," kata Akar dalam keterangannya, seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (10/2/2021).
 
Secara terpisah, dua pejabat Turki yang mengetahui hubungan antara Turki dan AS yang mengatakan bahwa Ankara siap untuk membuat konsesi, karena ingin mengamankan pasokan suku cadang di masa depan untuk sistem persenjataan buatan AS dan menghindari kerusakan.

Pemerintah Turki juga ingin mencegah AS untuk lebih memperkuat pejuang Kurdi Suriah YPG yang mendominasi pasukan yang didukung AS yang membantu menumpas kelompok bersenjata ISIL (ISIS) di Suriah.

BACA JUGA: Pecah Rekor, Inggris Catat Kematian Tertinggi Akibat Virus Corona

Turki menganggap YPG sebagai kelompok "berbahaya" yang terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah berperang di Ankara selama beberapa dekade dan diklasifikasikan sebagai organisasi "teroris" oleh AS dan Uni Eropa.

"Masalah paling sensitif dalam hubungan kami dengan AS adalah dukungan negara kepada YPG, lengan PKK di Suriah. Kami dapat menemukan solusi untuk S-400 dalam negosiasi kami dengan AS, tetapi kami berharap mereka melihat fakta tentang YPG ini," tuturnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co