Malaysia Deportasi 1.086 Warga Myanmar, Tak Peduli Kecaman Dunia

24 Februari 2021 19:27

GenPI.co - Malaysia telah mendeportasi 1.086 warga negara Myanmar, meskipun ada perintah pengadilan untuk sementara waktu menghentikan repatriasi di tengah kekhawatiran kelompok itu berisiko jika mereka dikembalikan ke Myanmar.

Direktur jenderal departemen imigrasi Malaysia, Kairul Dzaimee Daud, mengatakan bahwa kelompok tersebut telah setuju untuk kembali secara sukarela dan dikirim kembali dengan tiga kapal milik angkatan laut Myanmar.

BACA JUGA: Korsel Kembalikan Uang Iran yang diblokir, AS Kebakaran Jenggot

Perintah itu dikeluarkan sebagai tanggapan atas permintaan peninjauan yudisial dari Amnesty International dan Asylum Access, yang menerangkan nyawa orang-orang dalam kelompok itu akan terancam dan lebih dari selusin tahanan adalah anak-anak dengan setidaknya satu orang tua. di Malaysia.

Daud menambahkan mereka yang dikirim kembali adalah semua warga negara Myanmar yang ditahan tahun lalu dan tidak termasuk pencari suaka atau pengungsi dari minoritas Rohingya yang dianiaya.

"Semua yang telah dideportasi setuju untuk kembali atas kehendak bebasnya sendiri, tanpa dipaksa," kata kepala imigrasi dalam pernyataannya, seperti dilansir dari AFP, Rabu (24/2/2021).

Sementara, Direktur Eksekutif Amnesty International Malaysia, Katrina Jorene Maliamauv, mengungkapkan bahwa pengadilan akan mendengarkan bandingnya dan mendesak Malaysia untuk memberikan akses UNHCR ke kelompok tersebut untuk memverifikasi klaim suaka.

"Pemerintah harus menghormati perintah pengadilan dan memastikan tidak satu pun dari 1.200 orang yang dideportasi hari ini," katanya.

Kedua organisasi tersebut sebelumnya mengatakan bahwa mengirim kelompok itu ke Myanmar, di mana militer merebut kekuasaan pada 1 Februari adalah "tindakan kejam yang melanggar prinsip non-refoulement internasional".

Direktur eksekutif Asylum AccessTham Hui Ying, menyatakan bahwa mengembalikan anak-anak tersebut akan melanggar komitmen Malaysia berdasarkan Konvensi Hak Anak.
 
diketahui, Myanmar saat ini tengah diguncang oleh protes massa yang menyerukan pemulihan demokrasi sejak militer menguasai negara itu dan menahan para pemimpin terpilih termasuk Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.

Malaysia termasuk di antara sedikit negara di kawasan ini yang mengungkapkan keprihatinan tentang langkah militer tersebut.

Malaysia merupakan rumah bagi jutaan migran dari seluruh wilayah, baik berdokumen maupun tidak yang sering bekerja dalam jenis pekerjaan bergaji rendah yang tidak ingin dilakukan oleh orang Malaysia.

BACA JUGA: Anaknya Tewas, Keluarga Ini Tuntut Rp 1,4 Triliun ke PLN Texas

Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mencatat ada mencapai hampir 180.000 pengungsi dan pencari suaka.

Sebagian besar berasal dari Myanmar, termasuk 102.250 Rohingya, serta puluhan ribu dari kelompok etnis minoritas lainnya yang melarikan diri dari konflik di tanah air mereka.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co