Putra Mahkota Jadi Dalang Pembunuhan Khashoggi, Arab Saudi Lemas

28 Februari 2021 21:13

GenPI.co - Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa pembunuhan Jamal Khashoggi dilakukan oleh regu pembunuh bayaran Saudi yang beroperasi di bawah komando Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

Diketahui, Khashoggi, seorang kolumnis untuk surat kabar Washington Post yang mengkritik pemerintah Saudi, dibunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.

BACA JUGA: Konflik Perselisihan Pemerintah di Tunisia Meluas, Dunia Waswas

Dilansir Reuters, Minggu (28/2/2021) pejabat Gedung Putih mengatakan pemerintahan Biden akan mengumumkan tindakan yang diambil sebagai tanggapan atas pembunuhan Khashoggi setelah laporan itu dirilis.

Komunitas intelijen AS mendasarkan penilaiannya bahwa putra mahkota Arab Saudi menyetujui operasi tersebut karena kendali pengambilan keputusan di Kerajaan dan keterlibatan langsung dari penasihat dan anggota utama atau detail perlindungan Mohammed bin Salman dalam operasi tersebut.

"Sejak 2017, Putra Mahkota memiliki kendali mutlak atas organisasi keamanan dan intelijen Kerajaan, sehingga sangat tidak mungkin pejabat Saudi melakukan operasi seperti ini tanpa izin Putra Mahkota," kata laporan itu.

Pada saat pembunuhan Khashoggi, MBS mungkin telah mengembangkan lingkungan di mana para pembantunya takut bahwa kegagalan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dapat mengakibatkan dia memecat atau menangkap mereka.

Selain itu, laporan empat halaman menyebutkan 21 orang yang berpartisipasi atau terlibat dalam kematian Khashoggi. Sementara operasi di Istanbul telah direncanakan sebelumnya, otoritas intelijen AS mengatakan mereka tidak tahu kapan keputusan untuk melukainya dibuat.

"Kami tidak tahu apakah orang-orang ini mengetahui sebelumnya bahwa operasi tersebut akan mengakibatkan kematian Khashoggi," jelas laporan itu.

Sementara, Kementerian Luar Negeri Saudi menyatakan bahwa pemerintah Saudi sepenuhnya menolak penilaian negatif, salah, dan tidak dapat diterima dalam laporan yang berkaitan dengan kepemimpinan Kerajaan, dan mencatat bahwa laporan tersebut berisi informasi dan kesimpulan yang tidak akurat.

“Sungguh disayangkan bahwa laporan ini, dengan kesimpulan yang tidak dapat dibenarkan dan tidak akurat, dikeluarkan sementara Kerajaan dengan jelas mengecam kejahatan keji ini, dan kepemimpinan Kerajaan mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa tragedi seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi,” terang mereka.

Hassan El-Tayyab selaku manajer legislatif untuk Komite Persahabatan Quaker untuk Legislasi Nasional di Washington, mengatakan rilis laporan itu akan berfungsi untuk mengisolasi MBS di Arab Saudi.

BACA JUGA: Mendadak Menteri Kesehatan Ekuador Undur Diri, Pesannya Menohok

“Dia masih mendapat banyak dukungan di Arab Saudi, tapi saya pikir itu akan melemahkan posisinya dan mudah-mudahan membuatnya mengubah perilakunya yang persis seperti yang kami inginkan, terkait dengan aktivis hak asasi manusia di Arab Saudi dan jurnalis di Arab Saudi,” imbuh El-Tayyab.

Adapun, publikasi laporan tersebut juga kemungkinan akan meningkatkan seruan dari politisi AS untuk sanksi terhadap pejabat Saudi dan pendekatan yang lebih keras untuk hubungan AS-Saudi.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co