Gertakan Maut Biden Bikin Nyali Putin Ciut, Dunia Dibuat Melongo

20 Maret 2021 19:38

GenPI.co - Presiden Vladimir Putin bersedia menghubungi Presiden Amerika Serikat Joe Biden dimaksudkan untuk mencegah hubungan bilateral benar-benar berantakan atas pernyataan pemimpin Amerika itu bahwa mitranya dari Rusia adalah seorang pembunuh.

Putin memperjelas bahwa masuk akal untuk berbicara untuk mempertahankan hubungan Rusia-AS daripada berdagang duri, dan dia ingin mempublikasikan untuk membantu meredakan ketegangan atas pernyataan sangat buruk Biden.

BACA JUGA: Serangan Maut Teroris, 200 Warga Kongo Tewas, Dunia Gemetaran

Dilansir Reuters, Sabtu (20/3/2021), selain Putin ingin menghubingi Biden, Rusia juga kini tengah menanggapi dengan memanggil duta besarnya di Washington, DC untuk berkonsultasi.  

Pada saat yang sama, Putin mencatat bahwa Rusia akan tetap bekerja sama dengan Amerika Serikat di mana dan ketika mendukung kepentingan Moskow, menambahkan bahwa banyak orang yang jujur ​​dan baik di AS ingin memiliki perdamaian dan persahabatan dengan Rusia.

Dia mengusulkan panggilan telepon dengan Biden dalam beberapa hari ke depan untuk membahas pandemi virus corona, konflik regional, dan masalah lainnya, dan dia menyarankan agar percakapan itu terbuka untuk umum.

Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov, menambahkan tawaran Putin untuk membuat panggilan publik itu dimaksudkan untuk mencegah pernyataan Biden menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada hubungan yang sudah rusak.

“Karena kata-kata Biden sangat belum pernah terjadi sebelumnya, format yang belum pernah terjadi sebelumnya tidak dapat dikecualikan,” kata Peskov.

Presiden Putin mengusulkan untuk membahas situasi secara terbuka karena akan menarik bagi rakyat kedua negara.

Peskov menerangkan Kremlin belum mendengar kabar dari Gedung Putih tentang tawaran panggilan tersebut, menambahkan bahwa pihaknya tidak akan mengulangi proposal tersebut.

"Permintaan sudah dibuat. Kurangnya tanggapan berarti penolakan untuk berbicara," jelasnya.

Panggilan telepon antar kepala negara biasanya dilakukan di luar mata publik, tetapi dalam satu pengecualian Juni lalu, bagian pembukaan video call Putin dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron disiarkan di televisi.

Dalam mengambil sikap keras terhadap Rusia, Biden mengatakan hari-hari AS 'berguling' ke Putin sudah selesai.

Dan, dia bersusah payah membandingkan gayanya dengan pendekatan mantan Presiden Donald Trump, yang menghindari konfrontasi langsung dengan Putin dan sering membicarakannya dengan persetujuan.

Sementara, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengungkapkan Biden akan terus berupaya untuk bekerja sama dalam upaya membendung program nuklir Iran dan, lebih luas lagi, nonproliferasi nuklir.

Namun, dia membeberkan Biden tidak menyesal menyebut Putin sebagai pembunuh dan menolak anggapan retorika itu tidak membantu.

BACA JUGA: Israel Gahar? Lawan Shahab-3 Iran kok Gemetar?

Seperti diketahui Hubungan Rusia dengan AS dan Uni Eropa telah jatuh ke posisi terendah pasca-Perang Dingin setelah pencaplokan Semenanjung Krimea Ukraina oleh Moskow pada 2014, ikut campur dalam pemilihan umum, meretas serangan.

Konflik yang terbaru, pemenjaraan pemimpin oposisi Rusia Alexey Navalny setelah keracunannya, yang dia salahkan di Kremlin. Otoritas Rusia menolak tuduhan tersebut.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co