Gertakan Maut Taliban ke AS, Sampai Sebut Nama Allah

20 Maret 2021 23:13

GenPI.co - Taliban memperingatkan Amerika Serikat agar tidak melanggar batas waktu 1 Mei untuk penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan, menjanjikan reaksi meskipun gagal untuk menentukan secara tepat apa yang akan terjadi.

Taliban mengeluarkan peringatan mereka di Moskow, dalam pertemuan dengan negosiator senior pemerintah Afghanistan dan pengamat internasional untuk mencoba memulai proses perdamaian yang macet untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade di Afghanistan.

BACA JUGA: Serangan Maut Teroris, 200 Warga Kongo Tewas, Dunia Gemetaran

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan sedang meninjau perjanjian yang ditandatangani Taliban dengan pemerintahan untuk mantan Presiden Donald Trump.

Biden mengatakan kepada ABC dalam sebuah wawancara pada hari Rabu bahwa tenggat waktu 1 Mei bisa terjadi, tetapi itu sulit, menambahkan bahwa jika tenggat diperpanjang itu akan lebih lama lagi.

"Mereka harus pergi. Sumpah Demi Allah harus pergi," kata Suhail Shaheen, seorang anggota tim negosiasi Taliban, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (20/3/2021).
 
Dia tidak merinci bentuk reaksi yang akan diambil, tetapi sesuai dengan perjanjian yang mereka tandatangani pada Februari 2020, Taliban tidak menyerang pasukan AS atau NATO, bahkan seperti pemboman yang tidak diklaim dan pembunuhan yang ditargetkan oleh pasukan keamanan dan warga sipil Afghanistan melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

“Kami berharap ini tidak akan terjadi, mereka mundur dan kami fokus pada penyelesaian, penyelesaian damai masalah Afghanistan, untuk mewujudkan gencatan senjata yang permanen dan komprehensif di akhir pencapaian peta jalan politik (untuk) Afghanistan,” terang Shaheen.

Taliban juga melawan para pemain utama regional yang mengatakan Afghanistan seharusnya tidak kembali menjadi negara Islam.

Sebelumnya, Amerika Serikat, Rusia, China dan Pakistan dalam pernyataan bersama mengatakan mereka tidak mendukung pemulihan Imarah Islam.

Tetapi juru bicara politik Taliban Mohammad Naeem, berbicara kepada media di Moskow, mengatakan terserah pada Afghanistan untuk memutuskan sistem pemerintahan mereka dan itu harus menjadi sistem Islam.

BACA JUGA: Tantangan Amerika Menggelegar! Korut Diajak Perang Sekarang

Shaheen juga menyatakan Taliban tegas pada permintaan mereka akan pemerintahan Islam. Dia tidak merinci seperti apa pemerintahan Islam nantinya, atau apakah itu berarti kembali ke aturan represif mereka yang menolak pendidikan anak perempuan, melarang perempuan untuk bekerja, dan menjatuhkan hukuman yang keras.

Shaheen tidak mengatakan apakah Taliban akan menerima pemilihan, tetapi dia menekankan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani tidak akan sesuai dengan definisi mereka tentang pemerintahan Islam.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co