GenPI.co - Ukraina mengatakan tidak akan melancarkan serangan terhadap separatis yang didukung Rusia yang mengendalikan dua wilayah di timur, karena kekhawatiran tumbuh dari eskalasi yang signifikan dalam konflik yang telah berlangsung lama.
Pernyataan itu muncul setelah pertempuran antara tentara Ukraina dan separatis meningkat dalam beberapa pekan terakhir dan Rusia mengerahkan pasukan di perbatasan.
BACA JUGA: Israel Siapkan Jurus Dewa Mabuk, Sasarannya Nuklir Iran
"Pembebasan wilayah yang diduduki sementara dengan kekerasan pasti akan menyebabkan kematian sejumlah besar warga sipil dan korban di kalangan militer, yang tidak dapat diterima untuk Ukraina," kata Ruslan Khomchak selaku kepala staf umum Angkatan Bersenjata Ukraina, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (9/4/2021).
Dia menuduh Moskow menggunakan intimidasi dan pemerasan oleh kekuatan militer untuk memperburuk situasi.
“Ukraina didukung oleh seluruh dunia yang beradab. Kami tidak sendirian dalam menghadapi musuh,” tambah Khomchak.
Sebelumnya, Kremlin mengatakan pihaknya khawatir dimulainya kembali pertempuran skala penuh di timur Ukraina dan dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi warga sipil di sana.
BACA JUGA: Ya Tuhan! Ilmuwan Nuklir Iran Selalu Dibunuh dalam Operasi Senyap
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Kremlin khawatir bahwa perang saudara dapat berlanjut di Ukraina, dan jika perang saudara, aksi militer skala penuh berlanjut di dekat perbatasan kami yang akan mengancam Federasi Rusia.
Sementara, Gedung Putih menerangkan jumlah pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina sekarang lebih besar daripada kapan pun sejak 2014 ketika perang di timur Ukraina pertama kali meletus setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News