GenPI.co - Melonjaknya angka kasus Covid-19 di Indonesia membuat banyak usaha masyarakat yang terkena imbasnya, mulai dari penurunan omzet hingga banyak usaha yang terpaksa harus gulung tikar.
Namun, untuk jamu tradisional yang sering digendong di desa-desa justru naik daun dan banyak diburu masyarakat. Hal ini juga dirasakan para pedagang jamu tradisional di Kabupaten Cilacap.
Ruswen warga Desa Pesahangan, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap ini mengungkapkan, melonjaknya kasus Covid-19 ini ternyata membawa berkah tersendiri bagi dirinya dan pedagang jamu lain yang ada di daerahnya.
Pasalnya, masyarakat percaya bahwa kandungan herbal di dalam jamu ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh terutama saat menghadapi wabah virus Corona saat ini.
“Setelah adanya pandemi Covid-19 ini, penjualan jamu tradisional ini memang mengalami peningkatan. Karena masyarakat Desa Pesahangan percaya bahwa kandungan herbal dalam jamu,” ungkap Ruswen, dikutip dari Ayosemarang.
Ibu tiga anak ini juga mengatakan, semua bahan-bahan yang dipakai adalah bahan-bahan segar tanpa campuran pengawet apa pun.
Adapun bahan-bahan dasar yang digunakan yaitu kunyit, kencur, asam jawa, jahe, daun sirih, bunga rosela, serta temulawak diolahnya menjadi jamu tradisional yang kaya akan manfaat.
“Bahan-bahan yang saya gunakan seperti kunyit, kencur, jahe, asam jawa, daun sirih, bunga rosela serta temulawak ini semuanya masih segar dan tanpa campuran pengawet apa pun. Itu saya lakukan supaya cita rasa dan manfaat dari jamu tradisional ini tetap terjaga,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, bahwa saat ini masih ada beberapa orang yang enggan minum jamu karena beranggapan bahwa jamu itu memiliki rasa yang pahit.
Padahal tidak semua jamu itu pahit rasanya, dengan takaran yang pas serta menambahkan pemanis seperti gula aren asli dapat menambah cita rasa yang pas bagi penikmat jamu.
Seperti jamu kunyit dan wedang jahe yang paling diminati masyarakat.
Saat ini, yang paling banyak diminati masyarakat itu jamu kunyit, wedang jahe serta temulawak. Karena tiga jamu itu memiliki manfaat yang baik untuk menambah daya tahan tubuh, menyembuhkan flu, batuk, serta membuat badan hangat.
Apalagi ditengah cuaca yang tidak menentu ini, jadi banyak masyarakat memilih tiga jamu tadi untuk dikonsumsi.
“Selama pandemi alhamdulillah jualannya jadi laris, biasanya saya menjual jamu 3 jeriken ukuran 5 liter dan 4 jerigen ukuran 2,5 liter ini sampai jam 13.00 atau jam 14.00 itu pun kadang masih ada yang tidak habis,” ucapnya.
Tidak hanya sampai di situ, ia juga membagikan resep jamu sederhana yang bisa dibuat sendiri di rumah.
Seperti jamu kunyit contohnya, ia mengatakan untuk membuat jamu kunyit ini hanya perlu menyiapkan 600 ml air, 100 gram gula aren, dan 8 buah kunyit ukuran besar yang sudah dihaluskan.
Kemudian kamu hanya perlu merebus semua bahan tadi hingga air mendidih dan gula aren larut. Begitu juga untuk membuat jamu temulawak, hanya saja tidak perlu menambahkan gula aren untuk jamu ini.
Adapun untuk membuat wedang jahe ini memerlukan 500 ml air, 80 gram jahe yang sudah dimemarkan, ½ sendok teh lada yang sudah dihaluskan, serta 75 gram gula aren.
"Sebenarnya tidak sulit untuk membuat jamu tradisional ini, kita hanya memerlukan rempah seperti jahe, kunyit, serta temulawak sebagai bahan dasarnya. Yang kemudian dicampurkan dengan air secukupnya dan gula aren sebagai pemanis alami," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News