GenPI.co - Direktur Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono menilai vaksinasi merupakan jalan keluar dari pandemi covid-19 dengan pilihan kebijakan yang berisiko tinggi.
Yusuf menyebutkan, dalam skenario awal pemerintah, herd immunity akan diraih dengan vaksinasi massal 181,5 juta orang, yaitu penduduk 18 tahun ke atas.
Angka tersebut didapat setelah dikurangi yang tidak bisa divaksin sebanyak 7,2 juta orang.
“Skenario ini secara jelas menggunakan asumsi yang sangat ketat, yaitu tingkat efikasi vaksin 60 persen dan cakupannya 67 persen populasi,” ujat Yusuf Wibisono dalam keterangan yang diterima GenPI.co, Jumat (13/8).
Namun, saat ini vaksin telah direkomendasikan untuk usia 12-17 tahun.
Oleh karena itu, diperkirakan penduduk yang harus divaksin akan menembus 200 juta orang atau sekitar 74 persen populasi.
"Cakupan vaksinasi di kisaran 74 persen populasi menggunakan asumsi daya penularan virus varian awal di Wuhan saja," ucapnya.
Dia menegaskan jumlah tersebut tidak efektif. Sebab, saat ini ada varian Alpha dan Delta yang membuat seseorang membutuhkan vaksin sangat tinggi.
"Untuk varian Alpha setidaknya dibutuhkan tingkat efikasi vaksin 85 persen dengan cakupan vaksinasi 92 persen populasi," tuturnya.
Dia menjelaskan, untuk varian Delta dibutuhkan tingkat efikasi vaksin 90 persen dengan cakupan vaksinasi 94 persen populasi.
“Kendala pasokan dan distribusi, yaitu ketersediaan vaksin impor dan kecepatan yang rendah dipastikan membuat skenario herd immunity akan sangat sulit tercapai,” jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News