Jahe Merah Sungguh Luar Biasa Cespleng, Khasiatnya Dahsyat

24 Mei 2022 07:10

GenPI.co - PT Kalbe Farma Tbk memperkenalkan Negeri Jahe Merah yang dirancang oleh BU BINA (Business Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural).

BU BINA merupakan divisi B2B dari Bintang Toedjoe yang fokus pada bahan baku natural, untuk mendukung keberlangsungan dan ketersediaan jahe merah terbaik.

"Bintang Toedjoe sudah sejak tahun 2.000 punya produk herbal. Tapi perjalanannya tidak bisa mendapatkan bahan baku yang terstandar, membuat performance produknya naik-turun," ujar Head of BU BINA Sari Pramadiyanti pada rilis yang diterima GenPI.com, Selasa (24/5/2022).

BACA JUGA:  Minum 2 Gelas Air Rebusan Jahe Setiap Hari, Manfaatnya Dahsyat

Dia menjelaskan, kendala tersebut terjadi karena kondisi alam atau cuaca, seperti kadang-kadang terkendala banjir.

Kemudian, karena pemeliharaannya tidak seragam, misalnya kadang-kadang rajin dipupuk, hama dibersihkan atau tidak, atau jenis tanahnya, atau penyiraman yang tidak rajin.

BACA JUGA:  Minum 2 Gelas Teh Jahe Setiap Hari, Khasiatnya Sangat Dahsyat

Pada 2012, pihaknya meluncurkan produk Bejo.

Namun, masalah yang sama muncul, yakni kadang-kadang ada persediaan bahan dan kadang-kadang kehabisan, hingga kualitas jahe yang kadang-kadang pedas dan kadang-kadang tidak pedas.

BACA JUGA:  5 Khasiat Jahe Sungguh Luar Biasa, Nomor 3 Bikin Wanita Ketagihan

"Ini menjadi produk fokus kami, sehingga melihat ada keperluan menjamin ketidak- konsistenan kualitas dan sustainability supply. Sehingga kami mencoba mengembangkan ekosistem herbal yang berfokus pada bahan baku utama kami, yaitu jahe merah," terang Sari.

Dia juga mengharapkan ekosistem herbal dapat mendukung kemandirian bahan baku nasional, tanpa tergantung dari luar negeri karena banyak komponen kritikal yang perlu diperhatikan, seperti leadtime perjalanan, kondisi kontainer/handling selama perjalanan, dan lain-lain.

Sari menekankan, pihaknya memutuskan untuk mengembangkan integrasi dari hulu ke hilir.

Hal ini berbeda dari industri farmasi pada umumnya, yang hanya fokus ke hilir dengan menggunakan bahan baku, lalu diproduksi dan dijual.

"Nah kami mencoba ke lebih awal lagi stepnya. Kami masuk ke hulunya, dalam hal membina petani untuk menanam jahe merah. Mulai dari pembenihannya, ditanamnya, dipanennya, diproses pasca panen, kemudian dijual," paparnya.

Jahe merah dipilih karena memiliki manfaat baik bagi kesehatan, dibandingkan dengan jahe emprit dan jahe gajah.

Selain itu, jahe merah mengandung antosianin (yang menyebabkan warna merah) sebagai antioksidan dan kandungan essential oil dalam jahe merah lebih tinggi.

Tingkat kepedasan dan kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dari jahe gajah, tetapi tidak berbeda signifikan dengan jahe emprit.

"Ada tujuh aspek dalam ekosistem jahe merah. Pertama, nursery atau mengenai benih. Supaya jahe merah yang dihasilkan baik, maka kami memilih benih yang baik, sehingga bekerja sama dengan BPPT, Balittro, untuk menghasilkan benih dan varietas yang terbukti unggul," ungkap Sari.

Ekosistem jahe merah juga memiliki lab tissue culture yang dibangun bersama Kyung Hee Univesity Korea Selatan dan Univesitas Surabaya, namanya Kalbe Ubaya Hanbang Bio Lab.

Setelah benih yang bagus dipilih, tahap selanjutnya ialah cultivation.

Pada tahap ini, pembinaan tentang bagaimana pemeliharaan tanamannya.

"Artinya, petani diberikan SOP (Standar Operasional Prosedur) supaya cara menyiramnya tepat, air yang disiram tidak kelebihan maupun kekurangan. Kadang-kadang tim kami memantau ke lokasi untuk memastikan bahwa mitra petani melaksanakan penanaman sesuai prosedur," katanya.

Setelah ditanam, jahe merah dipelihara sampai usia panen, minimal di usia 10 bulan.

Hal ini karena ada parameter kualitas yang harus dicapai, salah satunya kandungan gingerol.

Tahap selanjutnya, pascapanen, BU BINA memastikan jahe merah dipanen, dicuci, dirajang, serta dikeringkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi tertentu seperti kandungan air tidak boleh lebih dari 10% supaya tidak ada jamur di jahe merah yang telah dipanen.

Sebagai infomasi tambahan, jahe merah dari ekosistem BINA sudah diuji bebas aflatoxin.

"Lalu masuk ke proses ekstraksi untuk menghasilkan ekstrak, atau bisa juga dijadikan minyak jahe melalui proses distilasi. Dari situ jahe yang dikonsumsi punya manfaat kesehatan, maka ada tahap farmakologi," imbuhnya.

Lalu melakukan uji preklinis maupun uji klinis untuk memastikan jahe merah memiliki manfaat kesehatan sesuai klaim, serta dikemas dan bisa dikomersialisasikan.

"Harapannya, bisa diekspor ke luar negeri, sehingga tidak hanya di lokal saja yang mengetahui jahe merah tetapi di luar negeri juga mengetahui Jahe Merah, sesuai dengan strategic initiative Kalbe, yaitu Go Global," tutur dia.

Di sisi lain, Bejo Jahe Merah merupakan produk Bintang Toedjoe yang menggunakan jahe merah dari ekosistem BINA dan sedang diuji klinis sebagai imunomodulator.

Uji klinis tersebut untuk melihat efektivitas penggunaan Bejo Jahe Merah sebagai terapi pendamping bagi pasien yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co