Peran Penting PAUD Cegah Stunting, Simak Nih

30 Mei 2022 19:25

GenPI.co - Orang tua dan keluarga sebagai lingkungan terdekat anak menjadi ujung tombak dari kecukupan gizi anak.

Namun, disamping itu, PAUD sebagai lembaga pembelajaran dini bagi anak juga memiliki peranan penting untuk pemenuhan gizi anak.

Untuk mewujudkan edukasi yang tepat bagi peserta didik tersebut, guru PAUD memerlukan bekal pengetahuan gizi.

BACA JUGA:  YAICI dan PP Muslimat NU Beri Edukasi Gizi untuk Cegah Stunting

Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, literasi gizi pada anak-anak PAUD bisa dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan.

"Melakukan kegiatan yang menyenangkan dengan konsumsi telur dan daging agar anak senang untuk mengonsumsinya," ujar Piprim dalam webinar bertajuk Edukasi Gizi Sejak Dini Melalui Metode yang Menyenangkan, Senin (30/5).

BACA JUGA:  Bagaimana Cara Memenuhi Gizi Anak agar Tidak Kena Stunting?

Piprim mengatakan, konsumsi telur dan daging di Indonesia terutama pada anak-anak di Indonesia cukup rendah.

Hal itu sangat disayangkan karena kedua bahan pangan tersebut bisa menjadi pencegah stunting yang cukup efisien.

BACA JUGA:  YAICI dan PP Muslimat NU Jangkau Stunting Tertinggi di Indonesia

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah Prof. Dr. Masyitoh Chusnan mengatakan, guru merupakan ujung tombak pendidikan.

"Saran saya kepada para guru untuk selanjutnya bisa menyempurnakan panduan kepada murid, seperti melalui buku panduan terkait gizi,” kata Masyitoh.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan, persoalan gizi tidak hanya menyangkut stunting, tetapi juga resiko anak kelebihan berat badan atau obesitas.

Arif mengatakan, konsumsi makanan dan minuman yang tidak terkontrol saat ini banyak terlihat di anak Indonesia.

"Salah satu akibatnya yaitu anak menjadi gagal tumbuh karena tidak mendapatkan nutrisi yang tepat," kata Arif.

Arif mencontohkan, pemberian susu kental manis (SKM) pada anak yang dalam proses tumbuh kembang akan menjadi pemicu gagal tumbuh.

Arif mengatakan, orang tua sudah seharusnya paham jika susu kental manis hanya dikonsumsi untuk topping pada makanan dan minuman saja.

"Bukan untuk dikonsumsi sebagai minuman terlebih pengganti susu bubuk maupun air susu ibu (ASI, red),” kata Arif.

Senada dengan Arif, Pengurus Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Aisyiyah, DR. Chandrawaty menegaskan perlunya edukasi mengenai SKM untuk tidak dijadikan sebagai asupan harian untuk nutrisi harus terus dilakukan.

"Susu kental manis ini bukan produk susu dan bukan untuk diseduh secara langsung," kata Chandrawaty.

Sebagai informasi, Webinar Nasional Edukasi Gizi ini merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA). (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co