GenPI.co - Virus covid-19 masih menjadi ancaman di tengah masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Salah satu mutasi terbarunya ialah subvarian BA.5.
Secara umum, sebenarnya tak ada perbedaan antara gejala infeksi BA.5 dengan varian virus covid-19 lain, seperti Delta atau Omicron.
Pasien yang terinfeksi BA.5 biasanya mengalami gejala batuk, pilek, sakit pada tenggorokan (radang), nyeri sendi, sakit kepala, dan merasa kelelahan.
Namun, ada gejala BA.5 yang membuat subvarian itu berbeda dengan mutasi virus sebelumnya.
Pasien BA.5 jarang ditemukan yang mengalami anosmia atau kehilangan indera perasa dan penciuman.
"Pasien BA.5 juga jarang mengalami sesak napas, gelaja yang paling dirasakan oleh pasien dengan varian Delta atau varian covid lainnya," ujar dokter spesialis penyakit menular dari University of California, San Francisco Dr. Peter Chin-Hong.
Sementara itu, ahli penyakit paru dari Cleveland Clinic Dr. Joseph Khabbaza mengatakan pasien BA.5 cenderung mengalami gejala pada pernapasan bagian atas, mulai dari pangkal tenggorokan hingga ujung hidung.
"Banyak pasien dengan BA.5 yang mengalami rasa sakit akibat penyumbatan sinus dan radang tenggorokan yang cukup parah," kata Khabbaza.
Kepala divisi penyakit infeksi pada anak di Hassenfeld Children’s Hospital di N.Y.U. Langone, Dr. Adam Ratner mengatakan belum ada bukti yang menyatakan bahwa subvarian BA.5 lebih parah daripada varian sebelumnya, Omicron.
"Namun BA.5 lebih cepat menular," tutup Ratner. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News