GenPI.co - Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Nur Haryono mengatakan bahwa penanganan penyakit jantung adalah tugas bersama semua orang.
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) itu mengatakan pencegahan di hulu dan hilir penting dilakukan pada satu waktu dalam menangani penyakit jantung.
"Pencegahan (penyakit jantung) dan penanganan di hilir perlu dilakukan bersamaan," kata Nur, dilansir dari Antara, Minggu (27/1).
Jika membandingkan dengan kasus di negara lain seperti Singapura, kasus penyakit jantung tergolong rendah karena negara tersebut juga fokus menangani masalah hulu dengan melakukan langkah pencegahan.
"Kita harus mulai jangan sampai orang Indonesia sakit jantung, itu tugas kita semua," ujarnya.
Menurut Nur, penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia dalam dua dekade terakhir. Kematian akibat penyakit jantung secara global mencapai 18,6 juta setiap tahunnya.
Angka kematian ini diperkirakan meningkat menjadi 20,5 juta pada 2020 dan 24,2 juta pada 2030.
Penyakit jantung koroner berkontribusi terhadap persentase kematian tertinggi di dunia. Kontribusinya sebanyak 8,9 juta terhadap kematian pada 2019.
Di Indonesia, penyakit jantung menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian terbanyak.
Pada 2021, penyakit jantung juga menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang membebani anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) paling tinggi.
Nur mengatakn terdapat tiga level seseorang bisa melakukan pencegahan penyakit jantung lebih dini.
Pertama, pencegahan primer, di mana pencegahan dilakukan ketika seseorang masih sehat.
“Ini bisa dilakukan dengan gaya hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin,” tuturnya.
Kedua, pencegahan sekunder, di mana pencegahan dilakukan ketika seseorang baru saja sakit.
Ketiga, pencegahan tersier, di mana pencegahan yang dilakukan ketika seseorang sudah mengalami disabilitas. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News