GenPI.co - Media sosial telah memperburuk rasa tidak aman. Sering dikatakan bahwa media sosial memberikan tekanan pada masyarakat, terutama generasi muda untuk memenuhi standar yang mustahil.
Persona digital harus terlihat baik dan memiliki kehidupan yang luar biasa bersemangat, sehingga memamerkan liburan, pengalaman menarik, dan kesuksesan apa pun, sambil menyembunyikan semua hal buruk.
Kita memproyeksikan citra diri yang dapat dipasarkan, tetapi ini bukan karena narsis.
Dilansir Psychology Today, bermegah atas kesuksesan dan menyembunyikan kegagalan karena kita merasa tidak aman.
Ketidakamanan inilah yang mendorong kita untuk mencoba meningkatkan citra yang dimiliki tentang diri sendiri dan kehidupan yang dijalani.
Jika kita mendapat reaksi positif setelah memposting foto pengalaman terkini, atau mendeskripsikan peristiwa penting, reaksi ini akan menegaskan bahwa apa yang dipamerkan memang positif dan berharga.
Hal itu sampai batas tertentu dapat mengimbangi rasa tidak aman dan untuk sementara waktu akan membantu melupakan beberapa aspek yang kurang menarik dalam hidup.
Masalahnya, tentu saja, semua orang juga melakukan hal yang sama, jadi kita terus-menerus meningkatkan rasa tidak aman satu sama lain dalam lingkaran setan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News