Kolangioskopi SpyGlass, Teknik Operasi Batu Empedu yang Jadi Sorotan

19 Maret 2024 12:20

GenPI.co - Kolangioskopi SpyGlass menjadi teknik operasi batu empedu yang belakangan ini tengah menjadi sorotan.

Pasalnya, teknik operasi empedu yang menggunakan Kolangioskopi SpyGlass diketahui memiliki keberhasilan sebesar 90 persen.

Bagi warga Indonesia dan Malaysia, empedu kerap menjadi sumber masalah yang selama ini menghantui.

BACA JUGA:  Operasi Wajah di Korsel, Dhena Devanka Ogah Ngoyo Cari Jodoh

Pasalnya, baik Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang kaya akan bumbu rempah-rempah dan surga dari segala kuliner yang ada.

Makanan khas Indonesia dan Malaysia sangat ketergantungan dengan santan, mentega murni dan unsur-unsur manis yang dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai kesehatannya secara keseluruhan, terutama infeksi empedu.

BACA JUGA:  Operasi Hidung, Boy William Bisa Bernapas Lebih Enak

Temuan nyata dari laporan National Health & Morbidity Survey (NHMS) pada tahun 2019 menemukan bahwa empat dari 10 orang (setara dengan 8 juta) orang dewasa di Malaysia menderita kolesterol tinggi.

Kolesterol tinggi akan berubah menjadi lumpur yang mengendap di dasar kantong empedu.

BACA JUGA:  Kondisi Maia Estianty Usai Operasi Batu Empedu, Mohon Doanya

Jika kantong empedu tidak dikosongkan secara rutin atau cukup menyeluruh, lumpur akan tetap ada dan terkonsentrasi hingga akhirnya menggumpal dan mengkristal menjadi batu empedu.

Dr. Abraham Mathew George selaku Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi di Rumah Sakit Spesialis KPJ Johor mengatakan bahwa meski pun tidak ada penyebab pasti, batu empedu sering kali muncul akibat kelebihan kolesterol dalam darah yang disebabkan oleh pola makan atau faktor genetik.

“Memiliki terlalu banyak kolesterol dalam darah, baik karena pola makan yang buruk atau gangguan metabolisme, bisa menyebabkan kolesterol menumpuk di empedu,” kata Abraham dari rilis yang diterima GenPI.co, Selasa (19/3).

Pada kebanyakan kasus, batu empedu tidak menunjukkan tanda atau gejala. Jika batu empedu menyebabkan penyumbatan pada saluran, tanda dan gejala yang ditimbulkannya mungkin menetap.

“Hati-hati terhadap nyeri hebat yang tiba-tiba di perut kanan atas atau punggung, menjalar ke bahu, disertai mual dan muntah. Ini bisa menjadi sinyal bahwa batu empedu yang ‘diam’ telah berubah menjadi masalah. Rasa sakit akibat pembentukan batu empedu bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam,” imbuhnya.

Menurut Abraham, batu empedu yang menyumbat saluran empedu dapat menyebabkan infeksi saluran empedu, pankreas, atau hati yang parah dan mengancam jiwa.

“Gejala yang Anda alami mungkin ringan hingga parah, tetapi akan semakin parah jika semakin lama tidak diobati. Komplikasi juga menjadi lebih serius seiring berjalannya waktu, terutama bila terjadi penyumbatan pada saluran empedu. Batu empedu yang rumit atau parah bisa mengancam jiwa,” bebernya.

Namun, ada beberapa pilihan perawatan untuk pasien batu empedu, misalnya melalui Prosedur Kolangioskopi Spyglass.

Kolangioskopi adalah prosedur menggunakan tabung fleksibel yang disebut endoskopi, yang memungkinkan dokter memvisualisasikan bagian dalam saluran empedu.

Hal ini menawarkan cara invasif minimal untuk mengatasi masalah saluran empedu, termasuk pengangkatan batu langsung dari dalam.

"Menggunakan lithotripsy laser Spyglass dan Holmium, fragmentasi batu-batu besar ini mudah dan efisien. Prosedur ini hampir selalu dapat diselesaikan dalam satu sesi dan jarang diperlukan beberapa sesi. Fragmentasi dan pemindahan batu dijamin dan kegagalan jarang terjadi,” ucap Abraham.

Kolangioskopi SpyGlass adalah prosedur endoskopi baru dan canggih yang dapat melakukan banyak keajaiban dalam mengobati batu empedu.

Salah satunya seperti memecah dan menghilangkan batu empedu besar dengan aman, memungkinkan ahli gastroenterologi mendiagnosis dan berhasil mengobati penyakit saluran empedu dengan tingkat keberhasilan 83-93 persen.

Kolangioskopi SpyGlass adalah prosedur invasif minimal, oleh karena itu pasien akan pulih dengan cukup cepat.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co