GenPI.co - Memahami hubungan antara kesehatan mental ibu dengan perkembangan bayi dalam kandungan sangatlah penting.
Masalah kesehatan mental selama kehamilan dapat berdampak besar dan berkelanjutan pada bayi yang belum lahir.
Dilansir Marriage, berikut pengaruh kesehatan mental terhadap ibu hamil.
Ketika seorang ibu mengalami stres kronis, tubuhnya memproduksi hormon stres yang lebih tinggi seperti kortisol.
Hormon stres dapat melewati plasenta dan mencapai bayi yang sedang berkembang, sehingga berpotensi memengaruhi perkembangan otaknya.
Masalah kesehatan mental dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh ibu, mengurangi efisiensinya, dan lebih rentan terhadap infeksi.
Hal ini menjadi masalah selama kehamilan karena infeksi dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan komplikasi.
Bayi prematur sering menghadapi berbagai tantangan, termasuk perawatan di rumah sakit yang lama saat lahir dan potensi masalah kesehatan jangka panjang seperti kondisi pernapasan dan keterlambatan perkembangan.
Kesehatan mental seorang ibu dapat memengaruhi proses ikatan yang penting dengan bayinya.
Ikatan melibatkan respons dan interaksi yang penting bagi perkembangan emosional dan sosial bayi, seperti tersenyum, berbicara, dan kedekatan fisik.
Jika mengalami depresi atau kecemasan, ibu mungkin merasa lebih sulit terlibat dalam membangun ikatan ini.
Stres yang terus-menerus selama kehamilan dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan pada anak.
Hal itu dapat mencakup berbagai masalah, mulai dari keterlambatan bicara dan perkembangan bahasa hingga perkembangan kognitif dan keterampilan motorik yang lebih lambat.
Kesulitan ini dapat memengaruhi kinerja akademis dan hubungan sosial, yang berpotensi berlanjut hingga anak dewasa. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News