Dari semua provinsi, Jogja lah yang paling banyak memiliki pasar digital. Meski sebagian besar masih dalam tahap embrio. Namun satu persatu pasar itu lahir.
Setelah Pasar Kakilangit, di Mangunan bantul, Jogja juga punya Pasar Ngingrong.
Bukan pasar digital namanya kalau tak menampilkan keseruan. Di pasar Ngingrong, adal banyak atraksi yang sudah pasti memanjakan pengunjung. Mulai dari Flying Fox hingga Jemparingan.
Kulinernya juga menggoda.Beragam makanan khas Ginung Kidul disajikan. Tapi buntil mengkudu yang jadi primadona.
Koordinator GenPI Jogja Elizabeth Nunung mengatakan, Pasar Ngingrong adalah pasar impian GenPI Jogja. Destinasi digital ini bisa melengkapi destinasi Geosite Ngingrong yang baru dikenal.
“Kekayaan geologi ini perlu dilestarikan dan dijaga. Dengan adanya Pasar Ngingron,g harapannya tak hanya transaksi kuliner yg terjadi namun juga transaksi ilmu,” ujar wanita yang kerap disapa Elza ini.
Elza melanjutkan, pasar Ngingrong juga akan menjadi bagian dari keseruan pada 27-28 Oktober mendatang. Akan ada Geopark Night Spectra yang menampilkan beragam atraksi unik.
Festival Jemparingan akan menjadi salah satu dari rangkaian acara. Ada juga penampilan bintang tamu dari Didi Kempot dan Dimas Tejo.
“Acara ini terselengara berkat kolaborasi Geopark Gunung Sewu, Dispar DIY, Dispar Gunung Kidul dan GenPI Jogja,” Elza menambahkan.
Pasar Ngingrong sendiri berada di Geopark Ngingrong. Kawasan ini merupakan satu dari 16 geosite Gunung Gewu Geopark Network di Gunungkidul. Lokasi Pasar Ngingrong yang berada di jalan raya antara Mulo-Tepus membuatnya dilewati banyak wisatawan yang hendak berlibur ke pantai-pantai di Gunungkidul.
Berada di tempat yang strategis, Pasar Ngingrong terus mengalami peningkatan omzet. Kentungannya didapat dari spara pedagang yang berjualan di lapak-lapak kuliner dan cinderamata yang ada.
“Ada penigkatan omset dari sebelumnya rata-rata ada di angka Rp 3juta minggu kemarin sudah naik menjadi Rp 5juta,” imbuh Elza.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News