Tsamara PSI Bela Nadiem, Setop Serang Mas Menteri!

22 April 2021 15:50

GenPI.co - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany Alatas, membela habis-habisan Nadiem Makarim. Dia meminta semua pihak setop serang Mendikbud.

Belakangan, nama Nadiem memang kerap diserang banyak pihak. Momentumnya kebetulan ada. Wacana reshuffle kabinet menjadi pintu masuk serangan.

Tapi, tak semua orang menyerang Nadiem. PDIP terang-terangan membela. Begitu juga PSI. 

“Isu reshuffle kabinet yang beredar di media seminggu ini menghasilkan keriuhan politik, salah satunya serangan tajam kepada Mendikbud Nadiem Makarim,” kata Tsamara, Rabu (21/4/2021) kemarin.

Lanjutnya, ia mengatakan kritikan yang muncul mulai dari hilangnya pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari di Kamus Sejarah Indonesia, hingga tidak masuknya Pancasila dan Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran wajib.

Dia menilai ada pihak-pihak yang membocorkan draf tersebut ke publik. Dia pun meminta pihak terkait untuk mengusut dugaan tersebut.

“Pelaku pembocoran draf Kamus Sejarah yang kemungkinan besar dilakukan dari dalam tubuh birokrasi Kemendikbud harus diusut tuntas,” ucapnya.

Terakhir Nadiem memang dituduh menerbitkan buku Kamus Sejarah yang tidak mencantumkan pahlawan nasional yang juga pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy’ari.

Padahal, menurut Tsamara, Kamus Sejarah Indonesia terbitan Kemendikbud itu dibuat pada era mantan Mendikbud Muhadjir Effendy. Saat ini, kamus tersebut belum dicetak. 

“Pertama, fakta menunjukkan buku Kamus Sejarah itu dibuat pada 2017 ketika Mendikbudnya Muhadjir Effendy, bukan Nadiem Makarim,” tambahnya.

Kedua, lanjut Tsamara, sesuai dengan keterangan resmi Kemendikbud, Kamus Sejarah itu masih berupa draf dan oleh karena itu belum dipublikasi

Karena itu, ia meminta kepada semua pihak untuk tidak menyerang Nadiem. Dia meminta kritik yang disampaikan ke Nadiem bersifat konstruktif, bukan fitnah.

“Maka, setop serang dan zalimi Mas Menteri Nadiem Makarim demi kepentingan politik jangka pendek,” tegasnya.

Menteri Nadiem diyakini tidak sempurna. Kritik pun boleh, bahkan dianjurkan. "Tapi kritiklah dengan substansi yang kuat untuk perbaiki dunia pendidikan kita, bukan kritik yang menjurus kepada fitnah," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co