GenPI.co - Akademisi ilmu pemerintahan Rochendi menilai bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memiliki kewenangan utuh untuk memilih orang-orang yang berkompeten sebagai pejabat pemerintahan.
Pasalnya, kepemimpinan Presiden Jokowi cenderung lebih disetir oleh para partai pendukung.
BACA JUGA: 3 Kejanggalan Penangkapan Munarman, Nomor 2 Astaga
“Itulah yang melemahkan kepemimpinan Jokowi,” ujar Rochendi dalam pernyataannya kepada GenPI.co saat dihubungi melalui seluler, Selasa (4/5/2021).
Rochendi menambahkan bahwa kondisi itu akhirnya membuat mantan wali kota Solo itu memilih siapa saja untuk menduduki jabatan di pemerintahan, asalkan orang tersebut dari partai pendukung.
“Kondisi itulah yang menyebabkan jabatan-jabatan di pemerintahan tak diisi oleh orang-orang yang berkompeten,” katanya.
Pengajar di Universitas Sutomo, Serang, itu berharap Jokowi bisa lebih berkuasa untuk memilih orang-orang berkualitas mumpuni untuk menduduki posisi strategis di pemerintahan.
“Harusnya dia memilih orang-orang yang tangguh dan kuat, bukan orang-orang yang ditunjuk oleh partai politik pendukungnya pada pemilu yang lalu,” terang dia.
Lebih lanjut, menurut Rochendi, hal itu makin terlihat saat perombakan kabinet yang dilakukan oleh Presiden Jokowi pada Rabu (28/4/2021) lalu.
“Reshuffle itu hanya untuk memperpanjang umur pemerintahan Jokowi,” paparnya.
BACA JUGA: Anies Baswedan Dibikin Malu William Aditya Sarana, Astaga...
Seperti diketahui, Presiden Jokowi melantik dua menteri untuk menempati kursi pimpinan kementerian baru, yaitu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), serta Kementerian Investasi.
Meskipun baru, dua wajah lama ditunjuk Presiden Jokowi sebagai pembantunya di dua kementerian itu, yakni Nadiem Makarim sebagai Mendikbud-Ristek dan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News