Taktik Kuno Pasukan Setan TNI Bikin KKB Teroris Papua Kocar-kacir

09 Mei 2021 06:20

GenPI.co - Sejumlah prajurit TNI dikerahkan ke Papua untuk menumpas anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang kian meresahkan. 

Langkah ini diambil setelah pemerintah lewat Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) menyatakan bahwa OPM adalah organisasi teroris.

BACA JUGA: Rela Berkorban Jiwa, Eks Ketua FPI Sobri Lubis Mendadak Beber Ini

Saat ini, setidaknya ada tiga batalyon infanteri (yonif) yang dikerahkan ke Bumi Cenderawasih. 

Ketiga pasukan berasal dari Yonif 121/Macan Kumbang, Yonif Mekanis 521/Dadaha Yudha, dan Yonif 315/Garuda, atau yang lebih dikenal dengan julukan "Pasukan Setan".

Tak bisa dimungkiri, untuk menumpas kelompok OPM jelas bukan perkara mudah. Pasalnya, para anggota OPM unggul dalam hal penguasaan medan. 

Maka, tak bisa diremehkan, butuh persiapan khusus bagi pasukan TNI agar mampu menjalankan misi dengan sempurna.

BACA JUGA: Din Syamsuddin Bongkar Kekuatan Pojokkan Tokoh Islam, Ini Dia

Namun, sejarah keperkasaan TNI juga pernah tertoreh di Papua. Dengan taktik kuno ala suku pedalaman, anggota satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI justru berhasil melibas anggota teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Sejarah kehebatan TNI tersebut diinisiasi oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat berpangkat Mayor Jenderal.

Pasalnya, saat menjadi pimpinan Korps Baret Merah tersebut, Prabowo Subianto pernah mencatatkan prestasi saat menyelamatkan 11 orang peneliti yang tergabung dalam Ekspedisi Lorentz 95. 

Saat itu, para peneliti sempat dijadikan sandera oleh anggota OPM selama 130 hari di rimba Papua.

Merespons hal itu, sebuah unit khusus dibuat atas prakarsa Prabowo saat masih berpangkat Mayor TNI, dan menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan Latihan Pasukan Khusus (Danpusdikpassus) sekitar 1993 hingga 1994.

Para anggota Kopassus yang masuk dalam Unit Khusus Sandi Jejak bentukan Prabowo, memiliki kemampuan lengkap dalam menghadapi pertempuran. 

Pasukan ini bisa diterjunkan di medan apa pun, seperti hutan, gunung, atau laut sekalipun.

Anggota Unit Khusus Sandi Jejak sangat menguasai teknik fast trooping (pasukan gerak cepat), fast rappling dan stabo dari helikopter. 

Hebatnya, dalam unit khusus ini juga ada seorang penembak jitu (sniper) yang dilengkapi dengan senjata standar anti-teror dunia.

Sederet senapan serbu canggih menjadi andalan Unit Khusus Sandi Jejak Kopassus. Mulai dari Heckler & Koch MP-5, Steyr, Pindad SS-1, sampai pistol otomatis yang tak perlu dikokang, Heckler & Koch P-7. 

Unit khusus yang dibentuk oleh Prabowo ini ternyata sangat digdaya. Tepatnya pada 9 Mei 1996, pasukan Kopassus berhasil menyelamatkan 11 dari 13 orang yang disandera OPM pimpinan Kelly Kwalik. 

Berdasarkan pengalaman tersebut, kini TNI menerjunkan prajurit terbaiknya berjuluk Pasukan Setan. Hasilnya pun sudah bisa dilihat, anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) teroris kini kocar kacir.

Bahkan, Gubernur Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) Alex Hamberi, yang juga salah satu pimpinan OPM akhirnya juga ketakutan dan menyerahkan diri.

Alex Hamberi bersama 17 anggotanya mendatangi Satgas Nemangkawi untuk kembali setia kepada NKRI. 

Penyerahan diri pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu diungkapkan Kasatgas Nemangkawi, Kombes Iqbal Al Al Qudussy, Jumat (7/5).

Kombes Iqbal menjelaskan, penyerahan diri pimpinan OPM dan anak buahnya dilakukan di kampung Sima, Distrik Your, Nabire, pada Selasa (4/5) malam.

"Dalam pernyataannya, Alex mengatakan, selama ini diangkat jadi Gubernur NRFPB di Kabupaten Nabire, Papua. Namun, atas kesadaran diri kembali ke NKRI karena menganggap langkah tersebut selama ini salah," jelasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co